Slider

Napak Tilas Pergerakan PMI IPMAFA




PATI 20-Jan-2017 Dalam rangka mengisi kekosongan libur panjang semesteran Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) mengadakan acara Ngobrol Pintar (Ngopi) . Pada kesempatan ini acara kami ditemani oleh Bpk Agus Sya’roni M.Pd Sek Prodi Pertama PMI Sekolah Tinggi Agama Islam Mathali’ul Falah (STAIMAFA) sekarang IPMAFA  dan di moderatori oleh Muhammad Khoirur Rofiq mahasiswa PMI semester 3. Ngopi yang berlangsung di Aquarium lantai 2 IPMAFA ini dihadiri beberapa Mahasiswa PMI.
Rofiq memaparkan pada awal acara bahwa pada kesempatan ini kita akan membahas hal ringan-ringan seputar PMI lebih tepatnya napak tilas pergerakan PMI masa awal untuk kita memetik pelajaran. “Pada kesempatan ini kami ingin belajar mencari tahu atau napak tilas pergerakan PMI IPMAFA pada masa awal berdirinya ”
Menurut Pak Agus PMI pertama kali adalah prodi yang paling ideal terlebih di konsepnya yang sudah paling matang yang di latar belakangi oleh sejarah panjang hal ini selaras dengan paparan beliau “PMI ini pertama kali adalah prodi yang paling ideal diantara prodi yang lain terlebih di konsepnya paling siap dari pada prodi yang lain” ada 4 hal yang Pak Agus ketahui pada masa itu berkaitan dengan berdirinya PMI ini “konsep besarnya pada masa itu bahwa menajdi pengembang masyarakat, pendamping masyarakat yang menguasai ilmu-ilmu sosial sudah muncul dan berkembang, maka setelah lama tidak menemukan format atau bentuk formalnya dengan pertimbangan banyak hal, maka berdirilah STAIMAFA serta PMI pada waktu itu dengan konsepnya yang matang mengisi prodi di STAIMAFA.
Ada 4 hal yang melatarbelakangi kelahiran PMI yang saya ketahui pada masa itu
1.    Aktualisasi Konsep Islam Rahmatan lil’alamin.
Bagaimana mampu menghhadirkan islam tentu Islam ala pesantren yang kita yakini ini  membumi membawa rahmat kepada segenap ‘alam, dan ini juga dilatar belakangi dengan konsep fiqih sosial kiai sahal  yang pada saat itu sedang ramai-ramainya bicara mengenai aktualisasi fiqih .
2.    Semakin banyak nya kelompok santri terdidik.
Santri terdidik adalah santri yang memang sudah mulai bersinggungan dengan keilmuan-keilmuan lain.
3.    Berkembangnya teori-teori pengembangan masyarkat.
Pembangunan yang dulunya hanya berorientasi pada fisik berubah menjadi partisipatif, masyarakt yang dulunya hanya diberi barang untuk menikmati, kemudian dirubah bahwa salah satu elemen terpenting dalam perubahan masyarakat adalah masyarakat itu sendiri, masyarakat diberi kemampuan dan pemahaman untuk kemudian melakukan perubahan sendiri atau berkembang sendiri.
4.    Semakin bertambahnya populasi muslim didunia.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri yang memberikan dua kemungkinan apakah menjadi bencana atau menjadi kekuatan. Seperti konsep sekarang yaitu bonus demografi yang mempunyai kemungkinan dua hal jika memang kita mampu mengelola jumlah penduduk produktif untuk menjadi berkualitas maka yang terjadi akan menjadi kekuatan tetapi sebaliknya ketika ini nanti tidak mampu dikelola dengan baik pada akhirnya justru akan menjadi masalah.” Begitu Terang Pak Agus
0

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Health

both, mystorymag

DON'T MISS

Nature, Health, Fitness
© all rights reserved
made with by templateszoo