Mahasiswa Prodi PS Manfaatkan Sarasehan Sebagai Ajang Ailaturahmi Bersama Alumni





Pati (Jumat, 28 September 2018), Himpunan Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah (HMPS PS) mengadakan acara sarasehan bertemakan " PS Berorganisasi " yang dihadiri oleh seluruh Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah dimulai semester 1, 3, 5, 7, 8 serta para alumni Program Study Perbankan Syariah.
Acara yang bertempat di Auditorium II Institut Pesantren Mathaliul Falah (IPMAFA) ini, diisi dengan saling Sharing pengalaman dalam berorganisasi semasa kuliah, maupun sharing mengenai perjalanan hidup membangun usaha seusai Kuliah.
Melalui saling sharing pengalaman, banyak sekali yang didapatkan dalam forum ini, misalnya mengenai manfaat apa saja yang diperoleh dalam berorganisasi untuk kedepannya, mampu mempengaruhi orang lain dalam kebaikan, memperluas jaringan, mampu memenage waktu yang dimiliki, serta membangun girah (lebih semangat lagi) dalam berorganisasi dan mewujudkan impian bukan sekedar menjadi karyawan perbankan tetapi menjadi pemberi kerja.
“ Jangan takut untuk memulai, kelola emosi dan berpikir secara panjang, tidak ada hal yang sia-sia. Apabila baik laksanakan, apabila dipikirkan justru tidak akan ter-eksekusi. Apabila masih ada ketidakberanian dalam memulai, cari pembimbing yang berkompeten dibidangnya.” Tutur Bapak Siddiq alumni program study Perbankan Syariah angkatan pertama yang telah sukses sebagai pendiri sekaligus direktur BMT USB.

Kisah Sukses : Dari Hobi Menjadi Sumber Pundi-Pundi

(Pati, 12 September 2018) Dalam kunjungan perdana, mahasiswa prodi Zawa Ipmafa meminta tolong ketersediaan seorang pengusaha yang cukup sukses dalam dunia kuliner sebagai enterpreneur mitra untuk praktikum mata kuliah enterpreneurship.

Disambut dengan baik dan ramah, Narasumber berbagi pengalaman mengenai bagaimana perjalanannya memulai usaha sebelum menjadi terkenal seperti sekarang ini.

Bernama lengkap Imam Nur Kholis SH., pria kelahiran 22 Maret 1990 ini mulai menekuni bisnis kulinernya pada 2014 silam. Meskipun tidak sesuai dengan riwayat pendidikan yang notabenenya seorang sarjana hukum, tapi kini ia bersyukur bisa menggeluti dunia usaha yang sesuai dengan passionnya.

Berawal dari keterpurukan bisnis pemotongan sapi milik orang tuanya, pria yang akrab disapa Imam ini berniat untuk membantu menjual daging dengan mengolahnya menjadi bakso. Meskipun awalnya tidak mendapat persetujuan dari orang tua. Namun ia berfikir jika sudah rezeki pastilah tidak kemana, tidak perlu jauh-jauh untuk mencarinya.

"Seorang pekerja hanya akan membantu membangun mimpi orang lain." Ujarnya, ketika dimintai keterangan oleh mahasiswa prodi Zawa Ipmafa.

Berbekal semangat dari Ibu, sebidang lahan kosong dan modal 15 juta, Ia mengawali usaha warung baksonya di perkampungan. Meskipun dalam setengah tahun meningkat, namun lagi-lagi usahanya menurun karena tidak beragamnya makanan yang tersedia.

Namun hobi makan dan kemampuan memasak olehnya yang dikolaborasikan dengan tangan Ibu, menciptakan berbagai macam inovasi menu yang kembali mendongkrak popularitas usaha kuliner yang telah menjadi  ikon kota Pati ini.

Yang menarik. Meskipun sudah meraup omset 10 - 14 juta dalam sehari, tapi pemilik restoran Spesial Bakso Maknyuss dan Khayangan Rooftop Cafe ini tiap malam masih saja meluangkan waktunya untuk terus belajar mengenai bagaimana cara mengembangkan bisnis kuliner yang baik. Merupakan pelajaran berharga supaya tidak langsung berpuas diri dengan apa yang baru kita capai.

Dalam kesempatan ini Beliau juga memberi saran bagi para generasi muda yang ingin mendirikan usaha, bahwa pertama kali yang harus dilakukan adalah harus cinta terlebih dulu. Setelah itu kemas supaya menarik dengan memperbanyak inovasi, lantas terus tambah jaringan untuk memasarkannya.

Terakhir, Beliau tidak lupa mengingatkan mengenai pentingnya peran sedekah dalam usahanya. Dari sedekah rezeki bisa berkembang, dan Ia adalah salah satu orang yang telah membuktikannya. Mau mencobanya? (Astri Wijayanti) 

Foto lainnya :

PSSMB KAWAL GERAKAN PERDAMAIAN

Senin, 27 Agustus 2018, Institut Pesantren Mathali’ul Falah menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Succes Skills Mahasiswa Baru (PSSMB) sebagai orientasi pengenalan lingkungan kampus untuk mahasiswa baru.

Pelatihan ini diketuai oleh Athourrohman Said dan diselenggarakan mulai pagi hingga sore dari hari senin sampai jum’at pagi. Diikuti oleh 320 mahasiswa baru dari semua program studi.
Rangkaian kegiatan ini meliputi Pengenalan Akademik, Pengenalan Program Studi, Pengenalan Kegiatan Kemahasiswaan, Seminar HAM perspektif Gender, Pelatihan Neurolinguistic Programming forAcademic (NLP).

Seminar Anti Radikalisme dan outbond sampai pentas seni pada malam puncak PSSMB.
Selain itu Pusat Studi Peace Promotion turut memeriahkan rangkaian kegiatan ini dengan mengisi seminar Islam Ramah Bukan Islam yang marah yang disampaikan oleh Direktur Pusat Studi ibu Kamilia Hamidah, MA dan dilanjut Training for Peace oleh tim training. Dalam materi seminar, ibu Kamel menyampaikan bagaimana kontekstualisasi ajaran Islam sebagai pilar pembangunan perdamaian.

Kegiatan dilanjutkan dengan membagi peserta PSSMB kedalam kelompok-kelompok kecil dan dipandu oleh Tim Training dari Peace Promotion; Niam, Ghofur, Maya, Nasrul, Nurul, Robi’, Rona, Nisa’ Hariroh, Ima, Jayyidah, dan Erlina. Dalam sesi ini melanjutkan materi seminar dengan simulasi dan praktik serta permainan-permainan dan yel-yel untuk memancing rasa emosional para peserta. Para peserta diajak dialog mengenai peran manusia dalam pelestarian lingkungan serta membongkar prasangka dan menolak ujaran kebencian.

Harapannya mahasiswa Institut Pesantren Mathali’ul Falah memiliki prinsip cinta damai dan rasa toleransi yang tinggi mengingat generasi muda sekarang mudah terpengaruh oleh kelompok-kelompok radikal serta menyebarkan ujaran kebencian terutama di media sosial.

Apalagi IPMAFA yang notabene kampus riset berbasis nilai-nilai pesantren, memiliki prinsip dan nilai yang dilestarikan dan diturunkan oleh para masyayikh sejak dulu. Nilai-nilai itu mengkristal menjadi Nilai Dasar Sholih Akrom yang menjadi nilai pijakan para santri. (NM).

Foto-foto kegiatan lainnya :



Satu Dasawarsa IPMAFA Diperingati Dengan Lantunan Ayat Suci Al-Qur’an


Segenap civitas akademika IPMAFA senantiasa merawat tradisi pesantren dengan berbagai kegiatan keagamaan seperti khataman bil ghoib dan juga bin nadzor yang diselenggarakan, Selasa (04/9/2018) bertepatan dengan hari ulang tahun sekaligus 1 Dasawarsa kampus IPMAFA.
Dalam peringatan 1 Dasawarsa tersebut ada sejumlah acara yang diselenggarakan diantaranya khataman Al-Qur’an bil ghoib, orasi kilas balik kampus IPMAFA oleh para pelaku sejarah IPMAFA, khataman bin Nadzor dan juga ziarah bersama di makam mbah KH Ah Mutamakkin dan KH Abdullah Salam.
Peserta yang ikut dalam acara tersebut sekitar 250 Mahasiswa bersama dosen. Selain itu pengurus UKM JQH El-Mafa mendapat amanah langsung dari Dr. Ali Subhan MA selaku Wakil Rektor II untuk membantu mensukseskan acara 1 Dasawarsa tersebut.

JQH El-Mafa Dalam PSSMB 2018





















Kilas Balik IPMAFA Dalam 1 DasaWarsa

Oleh : Dita Sari
Menjadi sebuah perguruan tinggi islam yang menanamkan nilai-nilai pesantren didalamnya, IPMAFA hadir dengan segala kelebihan dan tujuan untuk menghasilkan sarjana sholih akrom.

Tepat pada hari Selasa 4 September 2018 kemarin, telah di adakan Peringatan Dies Natalis Institut Pesantren Mathali’ul Falah yang ke sepuluh.

Dimana acara ini merupakan suatu perhelatan penting dan yang paling ditunggu bagi seluruh mahasiswa dan mahasiswi serta alumni Institut Pesantren Mathali’ul Falah. Banyak kegiatan yang dilakukan untuk menyukseskan  Peringatan 1 Dasawarsa Institut Pesantren Mathali’ul Falah tersebut, diantaranya : Khataman Bil Ghoib, kilas balik IPMAFA, Khataman Bin Nadhor Dan Ziarah bersama ke Makam KH. Abdullah Salam dan Syekh Ahmad Mutamakkin.

Salah satu kegiatan yang cukup menarik dalam acara dies natalis tersebut adalah kilas balik kampus, yang menceritakan mengenai perjalanan IPMAFA dari awal hingga mencapai usia 1 Dasawarsa. Bertempat di Aula 2, kegiatan tersebut dihadiri oleh bapak ibu dosen yang mengikuti perkembangan IPMAFA dari awal, diantaranya adalah : Dr. A. Dimyati, M.Ag, Dr. Ahmad Subhan Salim, M.Ag, Agus Syakroni, M.Pd., Sri Naharin, MSI. serta seluruh mahasiswa/i IPMAFA.

Kegiatan kilas balik kampus sendiri bertujuan untuk meriew atau mengenang kembali perjuangan didirikannya kampus IPMAFA. Dimana dibutuhkan perjuangan yang tidak mudah untuk membangun perguruan tinggi ditengah-tengah pedesaan (Dibaca : dengan biaya yang tidak memberatkan) demi mencerdaskan anak-anak yang ingin menimba ilmu.

Untuk mengetahui seluk beluk IPMAFA secara mendalam  dan bagaimana perjalanannya sebelum berkembang sampai saat ini, Dr. Ahmad Subhan Salim, M.Ag. menceritakan sejarah bagaimana berdirinya IPMAFA. Awalnya, Institut Pesantran Mathali’ul Falah lahir dari pergumulan dan kegelisahan para guru dan kiyai yang tergabung dalam Perguruan Islam Mathal’ul Falah, Kajen Margoyoso.

Yakni kegelisahan untuk meneruskan perjuangan dalam bidang pendidikan dengan mendirikan lembaga setingkat perguruan tinggi sebagai wahana pendidikan bagi alumni Perguruan Islam Matholi'ul Falah. Didirikan oleh KH. Sahal Mahfudz pada 4 September 2008, di tahun pertama IPMAFA hanya mempunyai 76 mahasiswa. Jumlah yang bisa dibilang lumayan untuk mengawali berdirinya sebuah kampus.

Dari yang awalnya bernama Sekolah Tinggi Agama Islam Mathali’ul Falah dengan hanya 3 prodi, pada 25 September 2015 STAIMAFA beralih status menjadi Institut Pesantren Mathali’ul Falah. Harapan kedepannya, semoga menjadi kampus pesantren yang inspiratif serta mampu menjadi perguruan tinggi riset berbasis pesantren, sesuai dengan visi tentunya.

DON'T MISS

Nature, Health, Fitness
© all rights reserved
made with by templateszoo