Sambutan Hangat Kades Kembang atas kedatangan KKN Kembang Arum IPMAFA





Mengawali rangkaian KKN, Kelompok 3 Posko Kembang Arum IPMAFA 2019, kunjungi Desa Kembang, Dukuh seti, Pati,  bersama DPL, Raodah, MA, menuju Balai Desa Kembang (4/7/19).
Kedatangan kontingen ini, disambut hangat oleh Pak Juremi, Kades Kembang beserta jajaran perangkatnya. 

Pertemuan yang pedana ini, sebagai forum untuk saling mengenal, antara Kelompok KKN Kembang Arum dengan Desa Kembang dimulai dengan saling mengenal Kades beserta perangkatnya. 
Yang mana kelompok KKN ini akan menempati 40 hari kedepan di Desa Kembang.  Agar tujuan dari KKN dapat tercapai, yakni fokus pada pemberdayaan masyarakat.

Seusai perkenalan, Pak Juremi Kades Kembang memaparkan data-data monografi desa, sebagai pengantar KKN Kembang Arum menyusun programnya dengan menggali potensi yang ada dimasyarakat.

Sambutan dilanjut oleh Bu Raodah, yang menekankan pada Kelompok KKN Kembang Arum untuk senantiasa menjaga sikap dan menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat.


Traveling Menyelami Keberagaman


Dewasa ini, Traveling sudah menjadi kebutuhan untuk sejenak melepas penat dan menepi dari rutinitas. Namun alangkah lebih baiknya jika Traveling dengan menambah pengetahuan serta ilmu kita. Seperti kegiatan yang diadakan oleh Pusat Studi Peace Promotion pada hari Rabu, 3 Juli 2019 yang mengadakan kegiatan Peace Traveller, merupakan upaya pembelajaran dalam memahami nilai perdamaian dengan langsung mendatangi tempat ibadah lintas agama. Supaya tetap terjaga nilai toleransi dan tidak ada lagi pandangan negatif kepada agama lain. Kegiatan ini dipandu langsung oleh direktur Pusat Studi Peace Promotion Kamilia Hamidah MA dan diikuti 14 peserta dari mahasiswa lintas prodi.

Pukul 11.20 peserta tiba di Vihara Tanah Putih, Semarang. Disambut oleh Pandhita Vihara, Romo Wahyudi. Menjelaskan mengenai agama Budha dan prinsip hidup Umat Budha. Selaras dengan berita yang dilangsir oleh peacepromotion.ipmafa.ac.id Romo menjelaskan bahwa Buddha memiliki tiga fakta dasar dari semua eksistensi. Yakni anicca (ketidakkekalan), dukkha (ketidakpuasan) dan anattā (bukan-diri). Ketiga eksistensi tersebut dipahami tidak hanya secara logis, tetapi juga harus dengan pengalaman orang itu sendiri.








Pukul 2.45 peserta tiba di Pura Agung Giri Natha, Semarang. Disambut oleh Bapak I Made Sutapa menjelaskan mengenai Agama Hindu. Made menjelaskan bahwa pura dibagi menjadi tiga tempat. Nista Mandala yang mencakup area luar pura seperti tempat parkir, toilet, warung makan yang ada di depan pura. Kedua, Madya Mandala merupakan tempat untuk berinteraksi sosial yaitu tempat dimana peserta berada saat itu. Kemudian Utama Mandala yakni tempat utama atau tempat suci yang digunakan umat Hindu untuk beribadah.
Untuk memasuki tempat yang ketiga tersebut tidak boleh sembarangan. “Kita harus memakai ikat atau selendang yang diikatkan di perut kita. Kita juga tidak boleh memikirkan hal yang macam-macam (hanya fokus beribadah), tidak boleh bersedih, tidak boleh menstruasi,” tutur Made saat menjelaskan diantara syarat saat seseorang ingin memasuki Utama Mandala.







Terakhir menikmati senja di Kota Lama Semarang.




Setiap perjalanan akan selalu memberi pelajaran, begitupun tentang menyelami keberagaman ditengah perbadaan keberagama'an, cukupkan piknik agar tidak terlalu fanatik, karena kita akan tetap berjalan dan melewati ragam hal yang pasti akan menemui perbedaan.Untuk itu, toleransi perlu kita pelajari untuk bagaimana bersikap menghargai agama lain dan meyakini agama sendiri.

Foto diambil dari Galeri Layly Q.A
Sumber berita dari https://peacepromotion.ipmafa.ac.id/2019/07/peace-traveller-ipmafa-kunjungi-tempat.html





Ini Cara Memilih Hotspot di IPMAFA


Untuk menggunakan fasilitas WIFI di kampus IPMAFA, beberapa tips berikut dapat dipakai:

  1. Cari sinyal Wifi yang kuat: Secara umum untuk mendapatkan koneksi internet yang baik, carilah sinyal WiFi yang muncul paling kuat. Tampilan sinyal yang kuat menunjukkan pemancar internet (Access Point) letaknya dekat dengan perangkat yang kita pakai. Sebaliknya, sinyal yang kecil atau lemah menunjukkan koneksi internet tidak lancar.
  2. Lantai 1 : jika pengguna berada di lantai 1, sebaiknya memakai nama Wifi “IPMAFA LIBRARY” atau “IPMAFA REKTORAT”.
  3. Lantai 2 : untuk lantai 2, pengguna dapat mencari nama Wifi “IPMAFA LANTAI 2” atau “IPMAFA HALL”.
  4. Lantai 3 : Wifi dengan nama “IPMAFA FAKULTAS” adalah paling ideal jika pengguna berada di lantai 3 khususnya di area fakultas atau ruang dosen.
Demikian petunjuk nama-nama Wifi di area gedung kampus IPMAFA. Fasilitas jaringan internet di sebagian area kampus tentu masih belum sepenuhnya mendapat akses maksimal sehingga terus dilakukan perbaikan secara bertahap.

DON'T MISS

Nature, Health, Fitness
© all rights reserved
made with by templateszoo