SEMA IPMAFA Gelar KONGRES Perdana


Pati, (31/07/2017) Senat Mahasiswa (SEMA) Institut Pesantren Mathaliul Falah (IPMAFA) mengadakan KONGRES Lembaga Kemahasiswaan I 2017 dengan tema “Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah Untuk Mewujudkan Lembaga Kemahasiswaan yang bersinergis”. Acara yang bertempat di Auditorium IPMAFA lantai 2 ini dihadiri Wakil Rektor (Warek) Bidang Kemahasiswaan IPMAFA Ahmad Dimyati M. Ag, serta Ratusan pengurus LK IPMAFA masa bakti 2017-2018 meliputi SEMA Institut, SEMA Fakultas, Garis struktural Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari Pusat sampai Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS), dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Presiden BEM IPMAFA Ahmad Asrori pada sambutannya mengharapkan semangat pengurus LK IPMAFA tetap terjaga “saya berharap semangat teman-teman untuk menjalankan organisasi di IPMAFA ini bagaikan api abadi yang tak pernah padam meskipun diterpa hujan” Ungkapnya.
Lebih lanjut Dimyati pada sambutannya mengharapkan mahasiswa dapat lebih rajin mengakses informasi untuk mengambil kesempatan agar dapat ikut berkompetisi .“Mahasiswa itu memiliki banyak sekali program yang dapat diakses, memiliki banyak sekali kesempatan yang dapat diambil, kalau kita itu selalu melek informasi. di Kemenristekdikti ataupun Diktis pendidikan tinggi islam itu menyediakan banyak sekali program-program yang dapat diakses mahasiswa” Paparnya.
Leo Eko Saputra selaku Ketua SEMA Institut memaparkan alasan dalam pemilihan Tema pada KONGRES ini.  “Itu adalah sebuah mimpi, cita-cita dari kami dilingkup SEMA untuk memberikan sebuah wadah bagi teman-teman supaya kita bisa saling mengenal, saling bersinergi, saling menguntungkan, saling mendukung dan mempunyai satu visi yang sama yaitu untuk memajukan, mengembangkan dan menanamkan Nilai-Nilai Pesantren yang selama ini ada di IPMAFA” Tandasnya. (Rofiq)

Bullying Bukan Karakter IPMAFA


Kasus Bullying yang kini marak terjadi perlu dijadikan sebagai penyadaran bagi kita akan kondisi social untuk lebih diperhatikan kembali. Realitanya tak hanya menjadi momok bagi siswa, namun bahkan terjadi pula dikalangan Mahasiswa yang notabennya memiliki pemikiran yang lebih luas dan tata krama yang lebih santun.
Eksplorasi akan keterbatasan yang dimiliki seseorang, adanya kekerasan, penindasan terhadap yang lemah tak seharusnya terjadi dimanapun itu dan atas dasar apapun itu. Tekad menimba ilmu untuk menjadi generasi penerus yang berguna bagi Agama, Bangsa, dan Negara tak boleh terkekang oleh keresahan akan adanya bullying.
Sebagai salah satu perguruan tinggi berbasis pesantren, Institut Pesantren Mathaliul Falah (IPMAFA) menanamkan keselarasan, keharmonisan, kedamaian tanpa mengenal adanya Bullying dilingkungan akademisi dan selalu mengedepankan 3 karakter sebagai Ruhnya.

Adapun karakter pertama adalah Pesantren, Nilai-nilai yang tak terlepas dengan 10 nilai khas yang tak asing ditelinga kita Nilai Dasar Sholih dan Akrom (NDSA), dimana meliputi nilai: Khirs, Amanah, Istiqomah, Zuhud, Kemandirian,Uswah khasanah, Tawasuth tawazun,  Kejuangan, serta barokah. Dan kalimat yang terpenting bahwa "ikhlas merupakan logika tertinggi" Terang salah satu Dosen IPMAFA.
Nilai yang dapat kita teladani dari Rasullullah SAW, maupun para sahabat serta para ulama' yang senantiasa dirahmati Allah SWT. "Ada beberapa hal yang paling disukai Rasullullah SAW, yaitu ketika datangnya waktu Shalat, dan ketika berkesempatan untuk datang mengajar disebuah majlis ilmu,". Sedikitpun tak dicontohkan Rasul mengenai sikap bullying ini.
Pesantren bukan merupakan majlis yang memunculkan ajaran-ajaran baru yang menyesatkan. Pemahaman seseorang yang setengah-setengah mungkin mampu memberi gambaran yang tidak sesuai adanya. Tak hanya sisi religious islam yang diperdalam, namun juga mengenai wawasan nasionalis, menjaga kedamaian dan peran sebagai warga Negara yang madani. Sehingga kepekaan untuk memahami akan adanya perbedaan dengan lainnya lebih ditanamkan. Terlebih lagi mampu mempertahankan kedamaian, dan keutuhan NKRI ketika suasana kurang bersahabat.

Dan karakter yang kedua adalah Riset, dimana khazanah ilmu modern juga tak boleh ditinggalkan. kreatif, inovatif dalam sajian pendidikannya, serta terdapat keberanian untuk menerobos dengan ragam kegiatan tanpa kehilangan jatidiri sebagai kampus berbasis pesantren. Mendorong untuk dapat mendinamisasikan kajian keilmuan salaf, sehingga bisa kompatibel dan responsive dengan berbagai kemajuan zaman. 

Karakter yang terakhir adalah Enterpreunership, dimana kita akan lebih mengkritisi bagaimana menjadi sosok enterpreuner islam yang mengedepankan system ekonomi islam sebagai prinsipnya. Bagaimana kita mampu mengenal dan mengembangkan product,bagaimana menciptakan pasar, badan, regulasi maupun stakeholder apa saja yang berperan didalamnya. Maupun mengenai urgentsi untuk memperoleh profit margin yang tak hanya segi finalsial ekonomi, juga segi social mengenai pemberdayaan masarakatnya. Relasi yang terjalin mampu memberi kemanfaatan, bukan sebuah pengucilan, penindasan yang memberikan trauma bagi yang lemah. Ketiga karakter ini tak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya.

Menyadari akan kekurangan dalam coretan ini, mohon jangan ragu untuk menuangkan tanggapannya baik berupa kritik, saran maupun perspektif lain agar lebih baik lagi untuk kedepannya.

Peace Promotion IPMAFA Bersama SMK Cordova Berikan Training Perdamaian



Sabtu (22/07/17), Peace Promotion dan Peace Santren Community bekerjasama dengan SMK Cordova Pati memberikan memberikan training perdamaian dalam kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB). Training yang bertempat diruang kelas SMK Cordova Kajen, Margoyoso berlangsung selama dua jam dari pukul 09.30-11.10 dan diikuti oleh peserta didik baru.
Adanya training ini untuk menanamkan nilai-nilai perdamaian dan membentengi diri generasi muda sekaligus mencegah maraknya degradasi moral yang saat ini sedang merajalela. Kegiatan tersebut akan memberikan wawasan baru terkait penanaman karakter berbangsa dan bertanah air Indonesia.
Direktur Peace Promotion sekaligus penggagas berdirinya Peace Santren Community, Institut Pesantren Mathali’ul Falah, Kamilia Hamidah MPhil menuturkan pesan bahwa tantangan kedepan sebagai seorang trainer adalah bagaimana mengenalkan ke-Bhinnekaan(keberagaman) antar sesamanya.
“pendidikan karakter saat ini harus benar-benar diperhatikan untuk menunjang pondasi dasar jiwa perdamaian”, tuturnya.
Dengan menanamkan nilai-nilai perdamaian, diharapkan dapat menurunkan angka kekerasan supaya kelak para penerus bangsa ini menjadi pemimpin bangsa yang mengantarkan Indonesia maju dalam segala bidang.

Strategi Belajar di Perguruan Tinggi



Wawasan tentang bagaimana belajar di tingkat perguruan tinggi menjadi penting bagi para lulusa SMA sederajat sebelum menentukan studi lanjut yakni kuliah. Hal itu untuk membekali para calon mahasiswa agak tidak salah menentukan kuliahnya. Sebab kesalahan dalam menentukan kuliah tidak hanya berefek pada kualitas pendidikan yang didapat, tetapi juga pada semangat belajar siswa.

Hal ini menjadi dasar penyelenggaraan seminar tentang “Strategi Belajar di Perguruan Tinggi” di IPMAFA kemarin, Sabtu, (22/7/2017). Acara bertempat di auditorum lantai 2 IPMAFA dan dihadiri oleh lima puluhan alumnus dari beberapa sekolah menengah keatas dan sederajat. 

Seminar diisi oleh beberapa narasumber dengan kompetensi dan keahlian yang berbeda. Di sesi pertama diisi oleh Muhammad Farid Abbad dan Muhammad Labib yang merupakan aktifis dan penggerak pemuda desa dengan materi Urgensi berorganisasi di perguruan tinggi”. Berorganisasi ketika di perguruan tinggi sangat penting agar dapat menambah wawasan, mengobati bosan kuliah, wadah pengembang minat, bakat dan potensi, dan memperluas jaringan. 

Kemudian sesi kedua diisi oleh Muhammad Sofyan Al Nasr MPd yang memaparkan tentang perguruan tinggi secara umum bahwa kuliah itu prinsipnya harus nekat dan tidak boleh terlalu khawatir soal biaya. “Saya tidak menjamin anda sukses dengan kuliah, tapi salah satu jalan untuk sukses adalah dengan kuliah” tuturnya saat memberikan motifasi

Terakhir materi dari Faiz Aminuddin MA yang memaparkan tentang kampus IPMAFA meliputi kefakultasan dan pilihan prodi, fasilitas kuliah sampai biaya kuliah. 

Acara ini terselenggara dengan meriah. Tampak dari para peserta sendiri sangat antusias terutama pada saat sesi tanya jawab.


















 

Nyentrik, Ini Dia Personal Branding Mahasiswa KPI IPMAFA









Begini Semangat Mahasiswa IPMAFA Untuk KKN di Kecamatan Winong Pati


KKN merupakan tugas wajib bagi mahasiswa sebagai persyaratan akademik yang harus dilalui. Dalam KKN mahasiswa akan tinggal di lokasi KKN sekitar satu setengah bulan untuk latihan bermasyarakat. Dengan durasi waktu sekian lama tentu tidak sedikit mahasiswa yang merasa berat dan menganggapnya sebagai beban tersendiri.

Tetapi lain cerita dengan mahasiswa IPMAFA yang tahun ini akan melaksanakan KKN di 20 desa kecamatan Winong Kabupaten Pati. Alih-alih beban, kegiatan KKN serasa seperti hiburan yang ingin mereka nikmati, serasa tantangan hidup yang ingin mereka tundukkan, serasa cerita yang ingin mereka luapkan kepada sahabat karibnya.

Terlihat dari sikap para mahasiswa yang menunjukkan ekpresi semangatnya. Beberapa akun media sosial mereka buat seperti Instagram, facebook dan grup whatsapp untuk menyebarkan perkembangan kegiatannya. Berbagai foto kegiatan observasi mereka bagi, dari selfie dan bersantai bersama teman kolompoknya, sampai membuat status reportase singkat di akun media sosial.

"Perbedaan akan menjadi potensi positif yang memicu berbagai perkembangan dan harmoni, apabila nilai-nilai toleransi dikedepankan", demikin tulis salah satu akun kelompok KKN di FB.

"Dokumentasikan kegiatan KKN kita, medsoskan posko KKN kita." tulis akun dengan nama Pelajari Selengkapnya.

Sementara status dari akun kelompok desa Bumiharjo menulis "Sebesar apapum rintangan yang ada, jika itu dilakukan secara bersama-sama, kita pasti bisa melewatinya."






DON'T MISS

Nature, Health, Fitness
© all rights reserved
made with by templateszoo