Slider

Bullying Bukan Karakter IPMAFA


Kasus Bullying yang kini marak terjadi perlu dijadikan sebagai penyadaran bagi kita akan kondisi social untuk lebih diperhatikan kembali. Realitanya tak hanya menjadi momok bagi siswa, namun bahkan terjadi pula dikalangan Mahasiswa yang notabennya memiliki pemikiran yang lebih luas dan tata krama yang lebih santun.
Eksplorasi akan keterbatasan yang dimiliki seseorang, adanya kekerasan, penindasan terhadap yang lemah tak seharusnya terjadi dimanapun itu dan atas dasar apapun itu. Tekad menimba ilmu untuk menjadi generasi penerus yang berguna bagi Agama, Bangsa, dan Negara tak boleh terkekang oleh keresahan akan adanya bullying.
Sebagai salah satu perguruan tinggi berbasis pesantren, Institut Pesantren Mathaliul Falah (IPMAFA) menanamkan keselarasan, keharmonisan, kedamaian tanpa mengenal adanya Bullying dilingkungan akademisi dan selalu mengedepankan 3 karakter sebagai Ruhnya.

Adapun karakter pertama adalah Pesantren, Nilai-nilai yang tak terlepas dengan 10 nilai khas yang tak asing ditelinga kita Nilai Dasar Sholih dan Akrom (NDSA), dimana meliputi nilai: Khirs, Amanah, Istiqomah, Zuhud, Kemandirian,Uswah khasanah, Tawasuth tawazun,  Kejuangan, serta barokah. Dan kalimat yang terpenting bahwa "ikhlas merupakan logika tertinggi" Terang salah satu Dosen IPMAFA.
Nilai yang dapat kita teladani dari Rasullullah SAW, maupun para sahabat serta para ulama' yang senantiasa dirahmati Allah SWT. "Ada beberapa hal yang paling disukai Rasullullah SAW, yaitu ketika datangnya waktu Shalat, dan ketika berkesempatan untuk datang mengajar disebuah majlis ilmu,". Sedikitpun tak dicontohkan Rasul mengenai sikap bullying ini.
Pesantren bukan merupakan majlis yang memunculkan ajaran-ajaran baru yang menyesatkan. Pemahaman seseorang yang setengah-setengah mungkin mampu memberi gambaran yang tidak sesuai adanya. Tak hanya sisi religious islam yang diperdalam, namun juga mengenai wawasan nasionalis, menjaga kedamaian dan peran sebagai warga Negara yang madani. Sehingga kepekaan untuk memahami akan adanya perbedaan dengan lainnya lebih ditanamkan. Terlebih lagi mampu mempertahankan kedamaian, dan keutuhan NKRI ketika suasana kurang bersahabat.

Dan karakter yang kedua adalah Riset, dimana khazanah ilmu modern juga tak boleh ditinggalkan. kreatif, inovatif dalam sajian pendidikannya, serta terdapat keberanian untuk menerobos dengan ragam kegiatan tanpa kehilangan jatidiri sebagai kampus berbasis pesantren. Mendorong untuk dapat mendinamisasikan kajian keilmuan salaf, sehingga bisa kompatibel dan responsive dengan berbagai kemajuan zaman. 

Karakter yang terakhir adalah Enterpreunership, dimana kita akan lebih mengkritisi bagaimana menjadi sosok enterpreuner islam yang mengedepankan system ekonomi islam sebagai prinsipnya. Bagaimana kita mampu mengenal dan mengembangkan product,bagaimana menciptakan pasar, badan, regulasi maupun stakeholder apa saja yang berperan didalamnya. Maupun mengenai urgentsi untuk memperoleh profit margin yang tak hanya segi finalsial ekonomi, juga segi social mengenai pemberdayaan masarakatnya. Relasi yang terjalin mampu memberi kemanfaatan, bukan sebuah pengucilan, penindasan yang memberikan trauma bagi yang lemah. Ketiga karakter ini tak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya.

Menyadari akan kekurangan dalam coretan ini, mohon jangan ragu untuk menuangkan tanggapannya baik berupa kritik, saran maupun perspektif lain agar lebih baik lagi untuk kedepannya.
0

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Health

both, mystorymag

DON'T MISS

Nature, Health, Fitness
© all rights reserved
made with by templateszoo