Mengenal Sebuah Identitas : pendidikan perdamaian dan civil society (part 1)



Pendahuluan
Menghadapi fenomena kekerasan akhir-akhir ini seperti kerusuhan antar suku, perusakan tempat ibadah, kasus penistaan agama sampai hoax yang mengacaukan pikiran dan mengadu domba masyarakat diperlukan strategi khusus seperti pendalaman akan nilai-nilai humanisme dan pendidikan perdamaian mulai dari tingkat global lalu komunitas-komunitas dan sampai yang paling kecil yakni individu manusia itu sendiri.
Untuk membentengi masyarakat dari radikalisme atau orang-orang yang saklek seperti yang marak terjadi saat ini di Indonesia. Mengapa penting pendidikan seperti ini, Karena jika kita melihat sejarah di abad pertengahan. Tren dari sebuah identitas itu dilatarbelakangi oleh agama, itu sebabnya ketika terjadi konflik disuatu daerah, konflik tersebut pasti melibatkan konflik agama.
Kemudian pada masa kolonialisme, tren tersebut bergeser, dalam arti sarana untuk menyatukan masyarakat yang awalnya adalah agama bergeser kepada kesukuan, ras, bangsa. Sebab sebuah agama tidak mungkin berada hanya dalam satu wilayah teritorial. Seperti contoh negara kita tidak mungkin dapat merdeka jika tidak mengedepankan kesatuan sebagai suku, ras dan bangsa yang terjajah agar tercipta sebuah konsensus. Maka untuk mencapai konsensus tidak lagi menggunakan agama sebagai sarana.

Globalisasi, Tuntutan Masyarakat Serta Dampaknya
Globalisasi menjadi sebuah esensi penting dari berbagai fenomena yang terjadi pada era modern ini. Setiap orang di dunia dapat dengan mudah saling berkomunikasi dan mengakses berita dari berbagai belahan dunia. Berbagai hal seperti inilah yang terpikirkan apabila mendengar kata globalisasi.
Satu contoh misalnya membahas tentang kemajuan transportasi yang disebabkan oleh arus globalisasi. Dengan kemudahan transportasi masyarakat dari satu benua ke benua lain, satu wilayah ke wilayah lain, serta arus informasi yang semakin mudah, artinya kemudahan tersebut akan menjadikan transportasi semakin murah bagi masyarakat. Ketika kita berfikir bahwa dulu transportasi pesawat sangatlah mahal, keadaan sekarang, dengan jarak tempuh yang relatif sama, tiket pesawat tidak jauh berbeda harganya dengan biaya transportasi lainnya seperti bus dan kereta. Dari sini akhirnya tuntutan masyarakat meningkat, baik itu sarana, akses, kemudahan dan kenyamanan.
Dengan bertambahnya tuntutan masyarakat, baik itu soal pandidikan, ekonomi, hiburan dan lain sebagainya, maka terjadilah perubahan sosial yang cukup signifikan. Salah satunya adalah terjadinya urbanisasi. Urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota dapat menjadi masalah yang cukup serius. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan permasalahan sosial kemasyarakatan. Kemudian jika seseorang melakukan perpindahan tempat tinggal, lalu masuk pada suatu wilayah yang masyarakatnya heterogen, dari berbagai macam latar belakang karakter, daerah asal, suku, ras dan agama serta budaya. Pertanyaannya adalah bagaimana dia melakukan interaksi dengan masyarakat lain.
Maka di sini diperlukan keterbukaan sikap dan pola pikir supaya tidak terjadi pergesekan antara satu dengan yang lain. Tanpa mengurangi norma agama, sudah selayaknya kita mengedepankan hak dan kebebasan orang lain jika ingin hidup damai di lingkungan yang heterogen dalam era dewasa ini.

Refleksi Identitas
Sikap keterbukaan dan pola pikir yang luas menjadi sarana kita untuk dapat bergaul dengan orang lain, namun perlu kita pahami bagaimana perilaku itu di dominasi oleh identitas dan narasi. Artinya setiap individu pasti memiliki identitas, dan identitas itu akan semakin diperjelas dengan narasi yang kemudian tampak ciri, karakter, status sosial dan berbagai macam identitas melekat pada setiap individu. Dan hal ini dipermudah oleh kemajuan media, sebagai contoh seseorang diketahui beragama muslim dengan berbagai hal yang melekat pada dirinya, misalnya dia habis menunaikan ibadah sholat, membaca Al-qur’an, memakai peci sebagai penutup kepala, memakai sarung dan berbusana layaknya santri.
Akhirnya, dari siklus identitas dan narasi tersebut terbentuklah pola kelompok-kelompok dengan berbagai macam perilaku, dan tidak lagi memandang dari mana asalnya dan apa agamanya. Heterogenitas masyarakat mulai dari budaya, agama, profesi, status sosial, gender dan lain sebagainya adalah sebuah keniscayaan. Namun hal ini tidak serta merta dapat dipahami semua orang, terlebih masyarakat kelas bawah yang tidak mungkin siap menghadapi perubahan sosial yang amat pesat seperti sekarang ini.
Maka pendidikan perdamaian dalam upaya mengatasi gejala perubahan sosial yang ada menjadi pekerjaan rumah bagi setiap lapisan masyarakat, terutama sebagai rekonstruksi pendidikan moral kemasyarakatan dalam rangka mendukung pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Materi ini di sampaikan pada diskusi Pusat Studi Peace Promotion oleh Ibu Kamilia Hamidah 17-01-2017
                                       
                                                     by : Niam AOP
                                               

PMI IPMAFA Adakan Bedah Buku dan Ngaji Kepemudanaan bekerjasama dengan Remaja Masjid Dukuh Soneyan

PMI IPMAFA bekerjasama dengan Remaja Masjid Dukuh Soneyan
Adakan Bedah Buku dan Ngaji Kepemudanaan




Margoyoso, (Sabtu, 28/01/17). Sudah menjadi tradisi bahwa para pemuda biasanya akan menghabiskan malam minggunya dengan kegiatan-kegiatan yang sifatnya bersenang-senang, bahkan sebagian yang lain tidak jarang melakukan kegiatan yang menjurus ke arah negatif. Namun, hal itu tidak terjadi bagi para mahasiswa-mahasiswi Prodi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Institut Pesantren Mathaliu’l Falah (IPMAFA) dan para pemuda Dukuh Soneyan Purworejo Margoyoso.
Karena mereka mengadakan kegiatan yang anti mainstream, yaitu Ngaji Kepemudaan dan Bedah Buku Strategi Dakwah Kultural karya mahasiswa PMI IPMAFA angkatan 2013 dengan narasumber Ketua Program Studi PMI IPMAFA Faiz Aminuddin, MA.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Mahasiswa PMI VI bekerjasama dengan Ikatan Pemuda Masjid Darussalam (IPMD) Dukuh Soneyan, Purworejo. Bertempat di Masjid Darussalam ini, berjalan cukup meriah dengan dihadiri puluhan peserta yang sangat antusias meskipun diiringi hujan yang lebat.
Selain membedah buku, materi pokok yang dibahas adalah seputar dampak positif dan negatif internet, khususnya bagi para remaja. Menurut narasumber Faiz Aminuddin, ada beberapa hal yang patut diwaspadai mengenai informasi-informasi dari dunia maya, yaitu banyaknya info hoax, pornografi, media penyebaran paham radikalisme (terorisme dan kelompok anti Pancasila), liberal, sekular, dan lain sebagainya.
Faiz pun mengajak, supaya para remaja untuk ikut berpartisipasi memberikan penjelasan atau pemahaman-pemahaman yang positif melalui medsos yang mereka miliki, artinya biar medsos juga bisa menjadi alat dakwah tidak hanya menjadi sarana untuk selfie atau nulis status yang galau-galau semata. “Tutupnya”.

Sebagai penutup, Faiz berharap para peserta menjadi bijaksana dalam memanfaatkan internet. Mampu memilah-memilih mana yang baik dan buruk, sehingga mampu meminimalisir dampak negatifnya serta menjalani kehidupan sosial-kegamaan sesuai dengan nilai dan norma yang semestinya. “Tutupnya”.  (Mike)

Menulis Buku Harian dalam Aksara Jawa

BUDAYA Jawa mengundang ketertarikan tersendiri bagi Rahayu Gagarini . Sejak duduk di bangku kelas III sekolah dasar (SD) ia sudah tertarik pada kesenian Jawa.
Cewek kelahiran 8 Agustus 1991 ini juga mengaku tertarik dengan semua bentuk kesenian ataupun kebudayaan Jawa. Mulai dari seni suara, tulis aksara Jawa, hingga tarian, semua diminati. ”Bagi saya kesenian Jawa itu unik dan menarik.
Bahkan sejak SD saya suka menulis diary (buku harian) dengan aksara Jawa,” kata dia yang akrab disapa Gaga.
Selain seni menulis, putri pasangan Siti Alimah dan Supadi ini juga terampil dalam seni tembang macapat. Dia mahir menyanyikan Pocung, Gambuh, Asmaradana, Sinom, Pangkur, dan Kinanti. Seluk beluk dari tembang macapat itu cukup dipahami.
Menyanyi Rock
”Saya suka seni Jawa karena terinspirasi Bapak yang mengatakan bahwa seseorang bisa dikenal lewat ilmu dan karya seni. Maka dari itu saya tertarik kesenian khususnya seni Jawa,î tambah mahasiswi Institut Pesantren Mathaliul Falah (Ipmafa) Pati itu.
Kerennya lagi, meski menguasai budaya Jawa, ia mengaku terampil menyanyi rock dan power metal. Dia bahkan pernah dipercaya jadi vokalis band beraliran rock dan power metal tersebut. ìUntuk band beraliran rock dan power metal, saya pernah bergabung dalam band Casper dan Nurock.” (Beni Dewa-10)
http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/menulis-buku-harian-dalam-aksara-jawa/ 

IPMAFA Dalam Expo Salafiyah

Sabtu, 28 Januari 2017 Campus Expo Salafiyah dengan mengusung tema "Your Decision Leads Your Future" berlangsung begitu apik dan meriah. Start acara dari pukul 07.15, finish sekitar pukul 14.00 WIB. Kurang lebih ada 43 Kampus yg berkontribusi, satu diantara 43 kampus tersebut adalah Institut Pesantren Mathali'ul Falah (IPMAFA). Dimana alumni yang berada di IPMAFA memiliki wadah IKATAN KELUARGA ALUMNI SALAFIYAH (IKLAS IPMAFA) ikut berkontribusi mensosialisasikan kampus kebanggaan berbasis pesantren yang nantinya akan menjadi kampus perubahan. Ada 19 mahasiswa IPMAFA dari berbagai Program Studi yg  turut mensukseskan sosialisasi IPMAFA di Campus Expo Salafiyah 2017. 
Ketua IKLAS "Mila Charisma" menjelaskan bahwasanya acara campus expo salafiyah 2017 adalah awal yang baik. Karna setelah 3x campus expo di adakan Salafiyah, baru tahun ini kami IKLAS IPMAFA dapat terjun langsung berkontribusi mensosialisasikan kampus kami tercinta IPMAFA. Walaupun sebenarnya IKLAS IPMAFA baru saja berdiri pada 12 Nobember 2016, namun dengan penuh rasa syukur kami dapat ikutserta pada acara Campus Expo Salafiyah tahun ini. Walaupun kampus kami adalah kampus lokal, yang letaknya masih di area Pati. Tapi kita yakin bahwa kampus kita juga memiliki kualitas yg baik, dan mempunyai kemajuan pesat. "Ujar ketua Iklas Ipmafa"

PMI IPMAFA kunjungi Pesantren Entrepreneur Al Mawaddah Kudus






Pati 26-01-2017. Alhamdulillah tadi sore bisa nderekke Pak Faiz Aminuddin Kaprodi dan Bapak Maslihan Sekprodi PMI IPMAFA untuk bersilaturahmi ke Pesantren Entrepreneur Al Mawaddah Kudus yang diasuh oleh KH. Sofiyan Hadi, Lc. Insyaallah dalam daur semester 6 akan kami tempati untuk KKL (Kuliah Kerja Lapangan).
Sebuah pesantren yang secara nyata memerangi problem klasik di negara ini "kemiskinan" dan "Ketidak berdayaan". Semboyan yang diusung adalah "Leadership-Entrepreneurship-Spiritual". Seperti apa yang saya pahami dari teori Fiqh Sosial Kyai Sahal Mahfudh, Idealnya pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan keagamaan, tetapi juga menjawab secara nyata problematika sosial. Mempersiapkan manusia yang solih akrom, menjalankan tugas ibadatullah dan juga profesional dalam hal mengelola isi bumi.
Pesantren ini, selain mengajak para santri dan masyarakat untuk mengkaji kitab kuning karya para ulama' juga membekali para santri dengan berbagai kemampuan dibeberapa bidang usaha agar bisa mandiri. Seperti : 1. Eduwisata, 2. Melayani Rekreasi dan agen Umroh Haji, 3. Outbond, 4. Bercocok tanam : Buah Naga, rempah2, 4. mengelola mini market milik pesantren, dan membuat makanan ringan. yang lebih istimewa bukan hanya santri yang merasakan manfaat gerakan pesantren ini. Masayarakat sekitar juga turut merasakan. Beberapa kali pesantren mengadakan pelatihan kewirausahaan kepada masyarakat, sebagai follow up produk2 mereka dijual di mini market pesantren (criping pare, criping buah naga, sirup buah naga, kopi muria), mendistribusikan hasil tebu, dll.
Karena menyebarkan kebaikan adalah kebaikan, maka pesan moralnya, Semoga saya dan kita semua mampu meneladani spirit pesantren ini. Mampu mewujudkan gerakan gerakan perubahan nyata ke arah Indonesia sejahtera.

Doc From Muhammad Labib Mahasiswa PMI IPMAFA semester 6
Muhammad Labib As Salim

Napak Tilas Pergerakan PMI IPMAFA




PATI 20-Jan-2017 Dalam rangka mengisi kekosongan libur panjang semesteran Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) mengadakan acara Ngobrol Pintar (Ngopi) . Pada kesempatan ini acara kami ditemani oleh Bpk Agus Sya’roni M.Pd Sek Prodi Pertama PMI Sekolah Tinggi Agama Islam Mathali’ul Falah (STAIMAFA) sekarang IPMAFA  dan di moderatori oleh Muhammad Khoirur Rofiq mahasiswa PMI semester 3. Ngopi yang berlangsung di Aquarium lantai 2 IPMAFA ini dihadiri beberapa Mahasiswa PMI.
Rofiq memaparkan pada awal acara bahwa pada kesempatan ini kita akan membahas hal ringan-ringan seputar PMI lebih tepatnya napak tilas pergerakan PMI masa awal untuk kita memetik pelajaran. “Pada kesempatan ini kami ingin belajar mencari tahu atau napak tilas pergerakan PMI IPMAFA pada masa awal berdirinya ”
Menurut Pak Agus PMI pertama kali adalah prodi yang paling ideal terlebih di konsepnya yang sudah paling matang yang di latar belakangi oleh sejarah panjang hal ini selaras dengan paparan beliau “PMI ini pertama kali adalah prodi yang paling ideal diantara prodi yang lain terlebih di konsepnya paling siap dari pada prodi yang lain” ada 4 hal yang Pak Agus ketahui pada masa itu berkaitan dengan berdirinya PMI ini “konsep besarnya pada masa itu bahwa menajdi pengembang masyarakat, pendamping masyarakat yang menguasai ilmu-ilmu sosial sudah muncul dan berkembang, maka setelah lama tidak menemukan format atau bentuk formalnya dengan pertimbangan banyak hal, maka berdirilah STAIMAFA serta PMI pada waktu itu dengan konsepnya yang matang mengisi prodi di STAIMAFA.
Ada 4 hal yang melatarbelakangi kelahiran PMI yang saya ketahui pada masa itu
1.    Aktualisasi Konsep Islam Rahmatan lil’alamin.
Bagaimana mampu menghhadirkan islam tentu Islam ala pesantren yang kita yakini ini  membumi membawa rahmat kepada segenap ‘alam, dan ini juga dilatar belakangi dengan konsep fiqih sosial kiai sahal  yang pada saat itu sedang ramai-ramainya bicara mengenai aktualisasi fiqih .
2.    Semakin banyak nya kelompok santri terdidik.
Santri terdidik adalah santri yang memang sudah mulai bersinggungan dengan keilmuan-keilmuan lain.
3.    Berkembangnya teori-teori pengembangan masyarkat.
Pembangunan yang dulunya hanya berorientasi pada fisik berubah menjadi partisipatif, masyarakt yang dulunya hanya diberi barang untuk menikmati, kemudian dirubah bahwa salah satu elemen terpenting dalam perubahan masyarakat adalah masyarakat itu sendiri, masyarakat diberi kemampuan dan pemahaman untuk kemudian melakukan perubahan sendiri atau berkembang sendiri.
4.    Semakin bertambahnya populasi muslim didunia.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri yang memberikan dua kemungkinan apakah menjadi bencana atau menjadi kekuatan. Seperti konsep sekarang yaitu bonus demografi yang mempunyai kemungkinan dua hal jika memang kita mampu mengelola jumlah penduduk produktif untuk menjadi berkualitas maka yang terjadi akan menjadi kekuatan tetapi sebaliknya ketika ini nanti tidak mampu dikelola dengan baik pada akhirnya justru akan menjadi masalah.” Begitu Terang Pak Agus

Musik Arab Indo OK Juga Neh !


لِأُجَارِيْهِمْ، قَلَّدْتُ ظَاهِرَ مَا فِيْهِمْ

فَبَدَوْتُ شَخْصاً آخَرْ، كَيْ أَتَّفَاخَر

وَ ظَنَنْتُ أَنَا، أَنِّي بِذَلِكَ حُزْتُ غِنَى
فَوَجَدْتُ أَنِّي خَاسِر، فَتِلْكَ مَظَاهِر
كورَس:
لَا لَا
لَا نَحْتَاجُ الْمَالَ، كَيْ نَزْدَادَ جَمَالًا، جَوْهَرْنَا هُنَا، فِي الْقَلْبِ تَلَالًا
لَا لَا
نُرْضِي النَّاسَ بِمَا لَا، نَرْضَاهُ لَنَا حَالًا، ذَاكَ جَمَالُنَا، يَسْمُو يَتَعَالَى
كُنْ أَنْتَ تَزْدَدْ جَمَالاً
أَتَقَبَّلْهُمْ، النَّاسُ لَسْتُ أُقَلِّدُهُمْ
إِلَّا بِمَا يُرْضِينِي، كَيْ أُرْضِينِي
سَأَكُوْنُ أَنَا، مِثْلِي تَمَامًا هَذَا أَنَا
فَقْنَاعَتِي تَكْفِينِي، ذَاكَ يَقِينِي
#كورَس
سَأَكُونُ أَنَا، مَنْ أَرْضَى أَنَا، لَنْ أَسْعَى لَا لِرِضَاهُمْ
وَأَكُونُ أَنَا، مَآ أَهْوَى أَنَا، مَالِي وَمَا لِرِضَاهُمْ
سَأَكُونُ أَنَا، مَنْ أَرْضَى أَنَا، لَنْ أَسْعَى لَا لِرِضَاهُمْ
وَأَكُونُ أَنَا، مَآ أَهْوَى أَنَا ، لَنْ أَرْضَى أَنَا بِرِضَاهُمْ

by : حمود الخضر

IPMAFA in Memory


"Institut Pesantren Mathali'ul Falah [IPMAFA] Telah memberikan berjuta cerita dengan penuh makna, pada setiap saatnya. Pintu demi pintu, kelas demi kelas, tangga demi tangga, sudut demi sudut pun sama hingga pada setiap lantainya memiliki berjuta kenangan. Baik itu perjuangan, kesabaran, keberanian, candaan, gurauan, tangisan, senyuman, tantangan, dan semua itu menjadi arti hingga IPMAFA adalah saksi bisu kita sebagaimana perjuangan kita selama berproses.
Nikmatilah masanya, buatlah kenangan yang indah. Bukan hanya saat ini, tapi akan menjadi cerita esok hari. *Pertanyaan*
Apa kenanganmu yang tak terlupakan di kampus kita tercinta ini?? 💕💕 *Merasa punya kenangan*
Jawab dibawah ya gaes!!

UAS QIRO'AH 2 PBA IPMAFA (MUNAWAROH)

Campus Oase











Selamat Pagi IPMAFA

 Sumber setiap tindakan ada dalam pikiran kita. Dengan pikiran kita memulai, dan dengan pikiran pula kita mengakhiri. Dengan pikiran kita bisa hidup bahagia, dan karena pikiran pula kita hidup sengsara. -Plato-
Dengan pikiran seseorang bisa menjadikan dunianya mulus atau bertabur duri.                  -Socrates-

Selamat pagi indonesia.. Selamat pagi para penerus bangsa...
pikiran dan tindakan kalianlah nanti yang akan menentukan jalan negara kita...

#salam_kampus_pesantren
#IPMAFA

Coming Soon , Just In PMI IPMAFA With Mr Agus Sya'roni M.PD Let's Join us Guys

Ngobrol Pintar (NgoPi) With HMPS PMI IPMAFA.. Masih dalam acara mengisi liburan dan Napak tilas pergerakan PMI IPMAFA, kali ini kita akan ditemani Pak Agus Sya'roni M.Pd Sek Prodi Pertama PMI STAIMAFA.
  Kita akan sharing banyak tentang PMI Yang memiliki lika liku perjalanan.
  Ada apakah PMI Pada zaman dahulu ?
  Bagaimanakah benih-benih yang dibangun untuk PMI Pada zaman dahulu ?
  Apakah harapan beliau kedepan PMI ?
  Dan masih banyak lagi ayo belajar dari sejarah guys..
  Kamis 19-Januari 2017 bertempat di Aquarium Lantai 2.. sebarkan ke kawan yang lain agar tidak kelawatan kesempatan seru ini.. ok
  Don't Forget & Let's Join Us

IPMAFA, Pilihan Kuliah di Pati


Sekilas tentang Pati, kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Rembang di timur, Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan di selatan, serta Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara di barat. Kota Pati juga termasuk dalam eks karesidenan yang mencakup beberapa wilayah meliputi Kudus, Jepara, Blora. Profesi dan status sosial masyarakat Pati yang beragam menjadikan masyarakat Pati yang majemuk. Ada yang berprofesi sebagai petani, nelayan, PNS, buruh, dan bahkan ada juga masyarakat yang berprofesi sebagai paranormal. 

Beragamnya profesi ini diikuti pula oleh beragamnya masyarakat Pati dalam dunia Pendidikan. Tidak sedikit tokoh dari wilayah Pati yang memilik popularitas keilmuan secara nasional maupun internasional. Salah Satunya adalah KH MA Sahal Mahfudz yang terkenal dengan gagasannya tentang fiqih sosial. Maka tidah heran dalam dinamikanya, Pati mengalami perkembangan yang luar biasa dengan berdirinya beberapa perguruan tinggi di wilayah Pati, salah satunya Institut Pesantren Mathali'ul Falah (IPMAFA).


Kuliah di IPMAFA Pati
Tempat Anda menimba ilmu akan memengaruhi sebagian besar kehidupan sosial dan profesional Anda di masa depan. Jadi, jangan salah menentukan keputusan mengenai institusi pendidikan yang tepat untuk diri Anda.
Ada sejumlah petunjuk untuk membantu Anda menemukan universitas yang tepat sebagai alternatif tempat studi di jenjang yang lebih tinggi. Berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam menentukan tempat kuliah.

1. Kegiatan Kampus

Dalam memilih perguruan tinggi, ingatlah bahwa kuliah tak cuma soal kegiatan akademis namun juga membutuhkan pembelajaran non akademis yang dilakukan di luar jam kuliah. Pengalaman mahasiswa pada saat kuliah harus diimbangi dengan kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung kemapuan akademisnya. Dua hal ini menjadikan mental dan intelektual seorang mahasiswa seimbang sehingga sukses ketika terjun di masyarakat.
Jadi fasilitas akademis dan non-akademis yang ditawarkan perlu diperhatikan karena di situ, Anda akan menghabiskan waktu untuk segala kegiatan yang terkait dengan status Anda sebagai mahasiswa. Tentu saja, Anda akan "dipaksa" lebih fokus dengan tanggung jawab Anda sebagai mahasiswa.

2. Kualitas Pendidikan
Pertimbangan penting yang harus dilihat adalah kualitas tenaga pendidikan yaitu dosen-dosen yang mengajar di kampus tersebut. Kualitas pendidikan akan banyak ditentukan oleh dosen-dosen yang membidangi dalam pembelajarannya. Selain itu, kualitas pendidikan juga ditunjang oleh fasilitas yang baik.

3. Jarak dari tempat tinggal
Jarak dari rumah atau tempat tinggal sering diabaikan dalam memilih sebuah kampus, padahal hal tersebut termasuk hal yang patut jadi pertimbangan. Jika Anda memang masih ingin tinggal di rumah atau pulang pada akhir pekan, pilihlah kampus yang tidak menghabiskan ongkos terlalu banyak. Apalagi jika kebersamaan dengan keluarga masih menjadi keinginan, tentu memilih kampus yang tidak terlalu jauh dengan tempat tinggal menjadi pertimbangan utama.
Alternatif jika Anda ingin berkuliah jauh dari rumah orangtua adalah tinggal di rumah saudara, di asrama kampus atau nge-kos. Ingat, biaya hidup sehari-hari di luar ongkos tentu akan lebih besar daripada tinggal di rumah orangtua. Namun, jangan khawatir, kampus-kampus selalu menyediakan beasiswa untuk meringankan beban mahasiswa yang berprestasi.

4. Durasi studi

Masukkan durasi studi sebagai pertimbangan dalam memilih universitas yang dituju. Anda mau lulus dalam tiga atau empat tahun? Itu akan membuat Anda mempersiapkan diri pula sejak awal berkuliah.
Setiap perguruan tinggi juga memiliki batas maksimal durasi yang berbeda bagi mahasiswanya untuk menyelesaikan studi. Setiap jurusan juga memiliki kecenderungan durasi kelulusan yang berbeda. Pertimbangkan hal ini sejak awal memilih dengan banyak bertanya.
Anda juga bisa memilih model kuliah sambil bekerja. Biasanya, Anda akan memiliki beban yang lebih besar untuk menyelesaikan kuliah tepat waktu atau menempuh waktu studi yang lebih lama. Jika Anda ingin menempuh kuliah sambil bekerja, dedikasi dan disiplin yang tinggi wajib Anda miliki.

5. Kenali dengan baik

Jangan asal kampus negeri atau jangan asal kuliah. Jika Anda memutuskan ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi, cobalah untuk melakukan riset kecil-kecilan mengenai perguruan tinggi yang Anda tuju.
Jangan sekadar percaya dengan situs web perguruan tinggi tersebut atau rekomendasi-rekomendasi. Anda bisa datang langsung ke bagian konsultasi pendidikan perguruan tinggi tersebut dan bertanya pada senior atau teman yang lebih dulu berkuliah di kampus tersebut.

Mahasiswa  Audiensi dengan  BNN Jawa Tengah: “Katakan Tidak Pada Miras Dan Narkoba”


Pati (28/11/2016) mahasiswa IPMAFA yang diwakili oleh Nuruddin, Pipit, Niam dan Audina mengikuti audiensi dengan BNN Jawa Tengah dengan tema besar ‘Penyuluhan Pencegahan Peredaran/Penggunaan Minuman Keras Dan Narkoba Di Generasi Muda”.  Tidak hanya IPMAFA, beberapa perwakilan pemuda di kota pati seperti Mahasiswa STAIP, Mahasiswa kristen Pati, organisasi kemahasiswaan PMII dan HMI juga beberapa perwakilan pemuda kota PATI pun turut terlihat antusias di acara yang dilaksanakan di salah satu resto di kawasan PATI kota tersebut.
NARKOBA  dan Miras yang sejak dahulu menjadi momok yang sangat buruk bagi perkembangan bangsa umumnya, dan bagi diri generasi pemuda sendiri khususnya, disampaikan lewat audiensi dengan salah satu narasumber, Chandra Eka Sariningsih, penyuluh Narkoba BNNP jateng. Dikatakan  bahwasanya “Indonesia saat ini darurat narkoba, sekarang ini negara kita tidak hanya menjadi transit narkoba, tetapi sudah menjadi negara produsen dan pasar narkoba”. Look!!seberapa besar pencapaiannya. Pada faktanya prevelensi penyalahgunaan narkotika pada tahun 2015 data nasional sebesar 2.20%, mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya (2014) sebesar  2.18%.
Disampaikan juga, bahwasanya narkoba yang sering menyerang pasaran masyarakat adalah jenis shabu-shabu, kokain, heroin, morphine, metadon, CC4. Narkoba sendiri merupakan zat/obat dari alami (tanaman) atau sintetis (bukan tanaman) yang mengganggu daya pikir, daya ingat, konsentrasi, persepsi, perasaan, dan perilaku serta gangguan kesadaran juga efek ketergantungan. Acara ditutup dengan diskusi pembahasan permasalahan dan makan bersama.
Jika ditilik dari dinamika penyebarannya, sasaran Narkoba dan miras kebanyakan tertuju pada para pemuda yang memang minim akan sentuhan-sentuhan religius dan intellegen-nya. Realitas tersebut bertolak belakang dengan wujud pengamalan yang coba ditanamkan di kampus berbasis pesantren, yang memang nilai-nilai luhur pesantren tidak hanya dipolakan pada ngaji di pondok atau pesantren saja, lebih dari itu IPMAFA mencoba membudidayakan nilai-nilai agama sebagai suatu ajaran dan kebiasaan, bukan hanya menjadi obyek kajian ilmiah saja. Sebuah jalan ikhtiar dari para pendiri, mengkampuskan pesantren atau mempesantrenkan kampus. Kuliah OK, Ngaji Sakjoooseee!!  

HMPS Ngobrol Pintar (Ngopi) With Alumni PMI IPMAFA Tentang Refleksi dari angkatan ke-2



Rabu 11-Jan-2017 Dalam rangka mengisi kekosongan libur panjang semesteran Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) mengadakan acara Ngobrol Pintar (Ngopi) bersama kakak alumni PMI acara ini rencananya akan ada di tiap minggunya  selama liburan. Pada kesempatan ini acara kami ditemani oleh Mbak Kunarti S. Sos. I . Almuni PMI angkatan ke-2 yang sekarang menjadi Staf Pusat Studi Fiqih Sosial IPMAFA dan di moderatori oleh Mas Muhammad Azwar Anas mahasiswa PMI semester 7. Ngopi yang berlangsung di Kantin IPMAFA ini dihadiri beberapa Mahasiswa PMI dan ada juga Mahasiswa KPI yang ikut gabung.
Anas memaparkan pada awal acara bahwa pada kesempatan ini kita akan membahas hal ringan-ringan seputar PMI lebih tepatnya refleksi untuk kita memetik pelajaran “Style PMI pada zaman Mbak Kunarti memandang kakak kelas dan adik kelas serta antar sesama teman satu kelas itu bagaimana, supaya teman-teman bisa mengambil pelajaran”
Kunarti menjelaskan bahwa dulu mahasiswa PMI yang paling diutamakan adalah Aktivitas akademik serta hubungan Internal Kampus “Pertama Aktivitas akademik karena kita tujuan pertama masuk ke kampus itu kan mau mencari ilmu kita awali dulu di aktivitas akademik serta menguatkan hubungan internal Kampus” ungkapnya hal ini tentu berbanding terbalik dengan kondisi saat ini yang terlalu terfokus dengan hubungan luar Kampus sehingga ketua HMPS PMI pada periode ini ingin membumikan PMI dilingkungan internal kampus “Dari cerita mbak Kunarti tentu terlihat perbedaan bahwa kondisi saat ini yang lebih terfokus di luar yang berbeda ketika dulu yang lebih terfokus di internal. sehingga harapan saya ingin menyetarakan dengan menguatkan internal PMI” ungkap Muhammad Ja'far Amir ketika sesi Sharing bersama.
Pada saat pertama kali PMI hanya dipandang sempit seputar mengajari masyarakat bertani dan beternak “PMI pendekatannya hanya orang yang nantinya akan mengajari masyarakat beternak, bertani bercocok tanam, akhirnya dari luar tidak banyak yang tertarik dengan PMI” lanjut oleh Kunarti“Pmi itu dalam perkembangannya pada akhirnya punya terjemahan konsep sendiri dari teman-teman mahasiswa mereka menerjemahkan bahwa ternyata PMI itu  tidak sempit hanya soal pertanian, peternakan saja tapi  PMI lebih dari itu karena masyarakat itu kehidupannya nggak Cuma berkaitan dengan itu” Tambahnya (Doc. HMPS PMI)

INFO BEASISWA

Berikut info beberapa BEASISWA di luar negeri maupun di dalam negeri:

  1. DAAD (Deutscher Akademischer Austausch Dienst) - Jerman http://www.daadjkt.org/index.php?scholarships
  2. EIFFEL (Eiffel Excellence Scholarship Programme) - Prancis http://www.indonesie.campusfrance.org/id/node/9463
  3. MONBUKAGAKUSHO - Jepang http://www.id.emb-japan.go.jp/sch_slta.html
  4. BEASISWA INDONESIA 2030 - EURO MANAGEMENT INDONESIA - Indonesia http://euromanagement.co.id/index.php/beasiswa
  5. LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) - Indonesia http://www.beasiswa.lpdp.kemenkeu.go.id/ http://riauair.com/assets/berita/original/32092520873-beasiswa2.jpg
  6. BIDIKMISI - Indonesia http://bidikmisi.belmawa.ristekdikti.go.id/
  7. STUNED (Studeren in Nederland) - Belanda http://www.nesoindonesia.or.id/beasiswa/stuned
  8. CHEVENING (The British Chevening Awards) - Inggris http://www.chevening.org/indonesia
  9. FULBRIGHT - USA http://www.aminef.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=12&Itemid=103
  10. AAS (Australia Awards Scholarship) - Australia http://dfat.gov.au/people-to-people/australia-awards/Pages/australia-awards-scholarships.aspx
  11. ERASMUS MUNDUS - Uni Eropa http://eacea.ec.europa.eu/erasmus_mundus/results_compendia/selected_projects_action_1_master_courses_en.php
  12. PROGRAM BEASISWA PEMERINTAH FEDERASI RUSIA - Rusia http://idn.rs.gov.ru/id/pengumuman-program-beasiswa-pemerintah-federasi-rusia-tahun-2016
  13. BEASISWA PROGRAM 5000 DOKTOR - Kementerian Agama Republik Indonesia
http://scholarship.kemenag.go.id/
14. YTA PROGRAM BEASISWA - Yayasan Toyota Astra
http://www.toyota.astra.co.id/corporate-information/social-responsibility/programs/beasiswa/
15. DJARUM BEASISWA PLUS - Djarum Foundation
https://djarumbeasiswaplus.org/mobile/persyaratan-djarum-beasiswa-plus-tahun-2016-2017

Lansekap IPMAFA-Bird's Eye View

Foto-foto lansekap Kampus IPMAFA dari ketinggian (bird's eye view) ini diambil dari atap bangunan Ma'had Jami'ah Mathali'ul  Falah .Lansekap Kampus IPMAFA terdiri dari pemandangan lembah Gunung Muria di sebelah  Barat, sedangkan 6 km ke arah Timur adalah pantai Laut Jawa.


Kampus IPMAFA teletak 20 km arah utara dari Ibu Kota Kabupaten Pati. Kecamatan Margoyoso sebagaian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani, petani tambak, nelayan, wiraswasta dan buruh. Margoyoso dikenal dengan industri tepung tapioka, maka tidak heran di sekeliling kampus IPMAFA merupakan ladang tanaman ketela pohon sebagai bahan baku pembuatan tepung tapioka. Pada tahun 2015 saja, produksi pertanian dari ketela pohon mencapai 448.133 ton dari luas panen 2.042 hektar atau dengan tingkat produktivitas 219 kwintal/hektar.

Melihat ke arah timur, dari ketinggian gedung IPMAFA, bisa melihat pemandangan laut jawa dengan pantai sepanjang 12 km di Kecamatan Margoyoso.











DON'T MISS

Nature, Health, Fitness
© all rights reserved
made with by templateszoo