KELUARGA BESAR IPMAFA: SELAMAT MEMPERINGATI ISRA' MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW

(Redaksi Ipmafa)

Ipmafa Gelar Sosialisasi Bagi Mahasiswa Karantina



Berita Ipmafa – Dalam rangka pencegahan terhadap Covid-19, Institut Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa) Pati bekerjasama dengan Puskesmas Margoyoso menggelar sosialisasi bagi 80 mahasiswa dan mahasiswi yang dikarantina di Ma’had Jami’ah Mathali’ul Falah hari ini, 20 Maret 2020.
Kedelapan puluh mahasiswa tersebut adalah mahasiswa yang bukan dari daerah Karesidenan Pati. Adapun yang dari daerah Karesidenan Pati sudah dipulangkan pada Selasa 17 Maret lalu setelah melalui pemeriksaan dan penerbitan surat catatan kesehatan dari Puskesmas Margoyoso.
Acara sosialisasi dilakukan dalam dua sesi. Sesi pertama untuk para mahasiswi, dan sesi kedua untuk para mahasiswa. Pembagian sesi tersebut mengingat dalam pencegahan wabah ini tidak memperbolehkan peserta di atas angka 60 dengan minimal jarak tempat duduk 1 meter.
Dalam kegiatan tersebut, materi sosialisasi pengenalan dan pencegahan Covid-19 disampaikan langsung oleh Kepala Puskesmas Margoyoso Riyana.

Riyana mengawali materi seputar asal mula Covid-19 berawal dari virus yang sering ditemukan menginfeksi binatang yang bisa menyebar ke manusia. Kemudian ditemukan menyerang manusia pada tahun 1960-an.
Sebagaimana dilansir dari Laporan Mendalam cnnindonesia.com, Virus Corona (SARS-CoV-2) yang saat ini mewabah dan menyebabkan penyakit COVID-19 merupakan jenis virus corona ke-7 yang menginfeksi manusia.
Riyana mencontohkan dalam kasus MERS, ditularkan dari unta ke manusia, kasus MARS ditularkan dari musang ke manusia, kasus Covid-19 ditularkan dari ular dan kelelawar, dan dari manusia ke manusia lewat droplet (partikel air liur) ketika penderita bersin atau batuk.
Selain penularan tersebut, baru-baru ini ditemukan Penularan Covid-19 bisa melalui kotoran manusia (Harian KOMPAS, 19 Maret 2020). Dalam pemberitaan tersebut disebutkan hasil terbaru dari peneliti di China dan Hongkong menemukan, virus Corona Covid-19 hidup juga di kotoran manusia.
Oleh karenanya Riyana menghimbau agar civitas academia selalu menjalankan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti cuci tangan sesuai anjuran WHO, menjaga lingkungan termasuk jamban, kran air, pintu kamar mandi, dan benda lain di kamar mandi.

“Selalu jaga kebersihan dan kesehatan, tingkatkan sistem imun tubuh kita, rajin olahraga, istirahat cukup, hindari makan daging yang berpotensi penularan. Apabila merasakan flu, batuk, demam, baiknya menggunakan masker, atau jika perlu segera periksa ke layanan kesehatan terdekat,” papar Riyana.
Selain itu, Riyana juga menambahkan agar civitas akademika mengurangi kontak fisik dan menunda kegiatan yg menghadirkan banyak orang. “Jika perlu untuk sementara tidak berjabat tangan. Jika terpaksa mengadakan kegiatan, jangan lebih dari 60 orang dan harus disediakan termometer infra red dan cuci tangan dengansabun sebelum memasuki area pertemuan, terang Riyana.
Turut hadir dalam kegiatan sosialisasi ini Muspika Margoyoso, Danramil, Waka. Polsek Margoyoso, Rektor Ipmafa, Warek I dan II Ipmafa. (Redaksi Ipmafa)


Camat Margoyoso Himbau Civitas Akademika Tetap Tenang, tapi Waspada

Camat Margoyoso Risto saat memberikan sambutan dalam Sosialisasi Pencegahan Covi-19 di hadapan Civitas akademika Imafa, di Masjid Jami'ah Mathali'ul Falah (20/3/2020).


Berita Ipmafa – Tidak perlu merasa takut dengan adanya Corona, yang terpenting pertama adalah meningkatkan kewaspadaan terdahap resiko penularan dan melakukan pencegahan perkembangan virus Corona.

Demikian petikan sambutan Camat Margoyoso Risto di hadapan Civitas Akademika Institut Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa) Pati dalam kegiatan Sosialisasi Pencegahan Covid-19 di Masjid Jami’ah Ipmafa, 20 Maret 2020.

Selain peningkatan kewaspadaan, Risto juga menghimbau civitas akademika agar menggunakan kuliah tanpa tatap muka langsung dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut berkaitan dengan Surat Edaran Gubernur maupun Bupati Pati beberapa waktu lalu terkait pencegahan Covid-19.

“Peniadaan kuliah tatap muka langsung di kampus jangan malah disalahgunakan untuk wisata, ke mall atau pergi ke sanak saudara. Untuk sementara bepergian ditunda dulu sampai ada ketentuan atau informasi mereda atau aman,” tutur Risto.

Risto juga berpesan jika mendapati sanak saudara atau handai tolan yang baru saja pulang dari luar negeri untuk menyampaikan agar tidak keluar terlebih dahulu dari rumah sebelum 14 hari. Setelah 14 hari selesai, baru melakukan pemeriksaan ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan setempat.

“Karena sebentar lagi lebaran dan banyak yang sudah pulang dari luar negeri para TKI, TKW. Jadi harus kita antisipasi,” terang Risto.

Sebelum menutup sambutan, Risto membagikan nomor Layanan Pengaduan Penanganan COVID-19 Kabupaten Pati kepada civitas akademika, yakni (0295) 4101685 atau WA: 082329341686. (Redaksi Ipmafa)

Cegah Covid-19 Warek I Ipmafa Gelar Sosialisasi Sebelum Salat Jumat


Berita Ipmafa – Dalam rangka mencegah penularan Covid-19, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaaan Institut Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa) Pati Dr. A. Dimyati, M.Ag mensosialisasikan Surat Edaran Pengurus Syuriah Nahdlatul Ulama Majlis Wakil Cabang Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati di hadapan mahasiswa.

Sosialisai yang digelar hari ini, 20 Maret 2020, disampaikan sebelum civitas akademika Ipmafa melakukan Shalat Jumat.


Isi SE tersebut menyampaikan himbauan tentang ketentuan pelaksanaan Ibadah Shalat Jumu’ah sebagai berikut:

  1. Shalat Jum’ah tetap dilaksanakan
  2. Menyediakan sarana cuci tangan menggunakan sabun cair.
  3. Mengatur agar para jama’ah menggunakan fasilitas tersebut sebelum masuk masjid.
  4.  Menyarankan jama’ah  yang merasa sedang sakit sekiranya mengganggu kenyamanan jama’ah lain agar menggunakan masker atau sejenisnya (penutup mulut dan hidung).
  5. Jika diperlukan, Takmir masjid bekerjasama dengan Banser untuk membantu pelaksanaan ketentuan diatas.
  6. Menganjurkan para khathib agar mempersingkat durasi khutbah seperlunya.
  7. Memprioritaskan isi khutbah dengan tema :
a.    Meneguhkan keimanan kepada Allah dalam menghadapi cobaan
b.   Mendekatkan diri kepada Allah dan meperbanyak taubat
c.   Tidak panik secara berlebihan menghadapi cobaan
d.   Mengingatkan agar senantiasa husnudhdhan baik kepada Allah dan kepada sesama.
e.   Melaksanakan ketentuan hidup sehat

Melaksanakan Qunut Nazilah di  rakaat kedua shalat jumu’ah, dengan redaksi sebagaimana terlampir serta dimohon untuk diumumkan lebih dahulu.

Adapun Surat Edaran dimaksud adalah sebagai berikut:


(Redaksi Ipmafa)

Workshop Penelitian: Harapkan Ada Peningkatan Publikasi Jurnal Ilmiah



Berita IPMAFA - Workshop Penelitian Fenomenologi, Historis dan Filologi yang digelar Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) Pati (16/3/2020) di Aula 1 diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi pada Jurnal ilmiah.

Pasalnya, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Dr. A. Dimyati, M.Ag menuturkan IPMAFA masih dalam kategori terbatas dalam hal publikasi ilmiah. “Kampus kita ini masih miskin tentang publikasi, sangat terbatas,” tutur Dimyati.

Oleh karenanya Ketua LPPM IPMAFA M. Sofyan Alnashr, M.Pd.I menuturkan, workshop tersebut juga diharapkan dapat menguatkan kembali kepasitas dan kapabilitas Dosen IPMAFA dalam melakukan penelitian.

“Harapannya tentu saja bisa digunakan untuk membuat pusat penelitian dan mempublishnya dalam artikel jurnal ilmiah. Apalagi melihat laboratorium IPMAFA ini kan di sekitarnya ada banyak pesantren yang bisa dikaji dari segi Fenomenologi, Historis dan Filologi,” terang Sofyan.


Hadir sebagai pemateri workshop Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang, Samidi, S.Ag, M.S.I. Dalam workshop tersebut Samidi menyampaikan tahap demi tahap penelitian Fenomenologi, Historis dan Filologi hingga review proposal penelitian para dosen yang sudah masuk ke meja LPPM IPMAFA.

Samidi juga menegaskan kepada para peserta workshop bahwa penggunaan bahasa dalam mewujudkan jurnal kelas internasional sangat berpengaruh. “Kalau mau jurnal internasional, ya harusnya sudah Bahasa Inggris semua. Kalau jurnal internasional masih dengan Bahasa Indoesia ya nggak akan bisa tembus,” tegas Samidi.

Sasaran penelitian
Sesuai dengan pendekatan yang digunakan, Sofyan menuturkan terdapat banyak manuskrip, sejarah dan fenomena yang menarik untuk dikaji di Desa Kajen dan sekitarnya.

Samidi mencontohkan ragam fenomena yang dialami misalnya: fenomena Hijab gaul, ustaz abal-abal, hijrah, berita hoax, Industri 4.0, medsos, generasi millenial, Virus Corona, dsb.

Dalam hal sejarah, Samidi menambahkan peneliti dapat mengkaji peran Pesantren Kajen pra kemerdekaan RI dan dalam hal filologi terdapat banyak manuskrip Kajen di antaranya Serat Cebolek, Naskah Teks Kajen, Naskah Pakem Kajen, karya para ulama Kajen, dan sebagainya.

“Sasaran penelitian sangat banyak. Sayang jika tidak diteliti dan dipublish ke tengah masyarakat,” Pungkas Samidi. (Redaksi Ipmafa)

Selama Masa Kuliah Online, KPI IPMAFA Akan Produksi Video Tutorial Untuk Mahasiswa



Berita IPMAFA - Kuliah online di Ipmafa secara masif diterapkan kepada semua mahasiswa sejak 16 Maret 20 sampai akhir bulan. Dosen dan mahasiswa tidak terkendala dalam berkomunikasi terkait kegiatan perkuliahan seperti penyampaian materi, diskusi, tanya jawab, maupun video conference interaktif secara langsung antara dosen dengan mahasiswa.

Prodi KPI juga sudah memberi pembekalan dan pendampingan kepada mahasiswa tentang teknis pelaksanaan e-learning dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). E-learning yang diberikan mencakup pemanfaatan Google Classroom dan Video Conference yang bisa dipakai untuk interaksi deosen dengan mahasiswa baik secara verbal, visual maupun diskusi tertulis.

Bersamaan dengan kegiatan kampus yang serba online, KPI Ipmafa berinisiatif untuk membuat tutorial-tutorial dalam bentuk video yang akan berguna baik bagi dosen maupun mahasiswa. Video tutorial tersebut meliputi panduan e-learning, pemanfaatan IT bagi mahasiswa maupun dosen, sampai penggunaan fasilitas berbasis IT di lingkungan kampus Ipmafa yang masih belum diketahui.

Ketua Prodi KPI, Isyrokh Fuaidi LLM menyampaikan bahwa kampus Ipmafa memiliki fasilitas IT yang cukup baik tetapi masih belum termanfaatkan secara maksimal. Salah satunya adalah penggunaan Google G Suite for Education yang baru dimanfaatkan oleh sebagian kecil mahasiswa. Padahal dari G Suite ini, semua lembaga pendidikan dan perusahaan besar di dunia sudah mengoptimalkan dengan baik.

"Kampus Ipmafa sudah memiliki itu semua, dan banyak perusahaan membayarnya dengan mahal. Sayang kan jika fasilitas itu tidak dimanfaatkan dengan maksimal oleh mahasiswa" tutur Isyrokh.

"Pembuatan video tutorial ini juga sebagai proses edukasi yang lebih mudah diterima oleh mahasiswa sekaligus masyarakat secara umum bahwa kampus Ipmafa selalu memberikan layanan pendidikan terbaik bagi mahasiswanya." tegasnya.

Video tutorial ini akan sangat membantu tidak hanya mahasiswa tetapi juga dosen Ipmafa dan bahkan siapa saja yang ingin mengembangkan sistem pembelajaran berbasis online. Dengan begitu, kegiatan belajar mengajar di Ipmafa selalu menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan perilaku masyarakat modern yang serba online dan digital. (Redaksi Ipmafa)

Siaga Covid-19, IPMAFA Tiadakan Kuliah Tatap muka Langsung



Berita IPMAFA- Sejak diterbitkannya Surat Edaran (SE) Nomor: 56/90/IPMAFA/III/2020, Tentang Pencegahan Penyebaran Covid-19, Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) Pati meniadakan kuliah tatap muka secara langsung sejak tanggal 16-31 Maret 2020 dan akan dievaluasi secara berkala sesuai perkembangan yang berlaku.

Dalam SE tersebut disampaikan bahwa proses perkuliahan bisa dilaksanakan secara daring/online, penugasan, atau menggunakan metode pembelajaran lain yang tidak menggunakan tatap muka secara langsung.

Dosen juga diharuskan melakukan monitoring absensi perkuliahan dengan mengirimkan hasil absensi kepada fakultas melalui email fakultas@ipmafa.ac.id setiap seminggu sekali.

Mengenai perkuliahan daring, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPMAFA Dr. A. Dimyati, M.Ag menuturkan apliaksi yang digunakan bisa dipilih sesuai kesepakatan dosen dan mahasiswa.

Dimyati menggarisbawahi prinsip metode atau pendekatan yang ditentukan bisa dipilih selama tidak menghilangkan substansi untuk belajar. “Maka saya sampaikan kepada mahasiswa sebelum kuliah tatap muka kemarin ditutup itu, (kuliah) ini bukan diliburkan tapi dirubah cara belajarnya, bukan atau jangan disikapi sebagai kuliah libur,” tegas Dimyati.

Jika menilik dari konsep pendidikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, menurut Dimyati hal ini sebenarnya merupakan kondisi yang biasa, hanya karena selama ini para pelaku pendidikan lebih mendominasi dengan tatap muka, ditambah dengan kondisi yang darurat, maka konsep menteri pendidikan tampak seperti baru.

Dimyati menuturkan, terdapat sisi positif dari dampak Covid-19 dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini justru membiasakan dosen dan mahasiswa memakai metode lain yang melengkapi pelaksanaan pembelajaran.

“Akhirnya dosen dan mahasiswa dipaksa untuk menerapkan kuliah dengan menggunakan metode teleconference, daring, atau menggunakan aplikasi-apliaksi daring. Dulunya kuliah hanya dipahami di kelas, ternyata sekarang tidak sesempit itu,” terang Dimyati.

Selain hal positif tersebut, juga ditemui beberapa kendala-kendala lain seperti mahasiswa yang tidak mempunyai paket data, bahkan pemakalah yang tiba-tiba menghilangkan jejak, spesifikasi gadgetnya tidak memenuhi standar, sehingga ada mahasiswa yang meminta menggunakan apliaksi yang sesederhana mungkin.

Mengenai tingkat kesuksesan pembelajaran, Warek I yang akrab disapa Pak Dim tersebut mengatakan cukup berhasil dari segi tingginya antusiasme mahasiswa yang sudah mencoba pembelajaran daring.

“Inikan baru berjalan 2 hingga 3 harian. Kalau dari laporan para dosen mahasiswa tampak lebih antusias. Misalkan ketika menggunakan apliaksi google classroom ternyata bisa memicu mahasiswa lebih aktif. Ketika tatap muka mereka cenderung malu atau takut dengan teman-teman atau dosennya, namun degan metode ini karena tidak secara tatap muka langsung maka muncullah keberanian untuk bertanya atau mengungkapkan pendapat,” terang Dimyati.

Meski dikatakan cukup berhasil meningkatkan antusiasme mahasiswa, Warek I tetap akan melakukan evaluasi evaluasi tingkat keberhasilannya. Hal ini mengingat pendekatan atau metode tersebut masih pada tahap penjajakan.

“Diakui ataupun tidak, metode tanpa tatap muka tidak secara langsung ini terdapat mekanisme kontrol yang lemah, apalagi ketika menggunakan google classrom tidak tampak orangnya. Ini yang serius siapa, disambi jalan-jalan siapa kita tidak tahu,” pungkas Dimyati. (Redaksi Ipmafa)

Ipmafa Pulangkan Mahasiswa dengan Surat Catatan Kesehatan dari Puskesmas Setempat



Berita Ipmafa - Selasa, 17 Maret 2020 Institut Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa) Pati bekerjasama dengan Puskesmas Margoyoso memulangkan 3 mahasiswa dan 42 mahasiswi yang bertempat tinggal di Ma’had Jami’ah Mathali’ul Falah.

Hal tersebut sesuai dengan Surat Edaran (SE) Ipmafa tertanggal 16 Maret 2020 yang dalam poin D terdapat 4 poin sebagai berikut:
  1. Pemulangan bagi santri Ma’had Jami’ah IPMAFA yang berasal dari Kabupaten Pati, Jepara, Rembang, Blora, Grobogan dan Kudus.
  2. Karantina bagi santri Ma’had Jami’ah IPMAFA yang berasal selain yang disebutkan dalam poin 1.
  3. Ma’had Jami’ah IPMAFA menyediakan seluruh akomodasi dan perlengkapan selama masa karantina berlangsung.
  4. Ma’had Jami’ah IPMAFA membuta protokol resmi pemulangan dan penerimaan kembali santri.

Puskesmas Margoyoso melalui dr. Dantik Setiana menyampaikan masing-masing dari 45 mahasiswa yang akan dipulangkan terlebih dahulu dilakukan pendataan, cek kesehatan, dan penerbitan surat tanda bukti sehat dari puskesmas.

“Mahasiswa kami data, kemudian cek tensi darah dan pemeriksaan tanda vital, cek pemeriksaan fisiknya, untuk kemudian diterbitkan surat tanda sehat dari puskesmas,” tutur Dantik.

Dantik menambahkan, pada tahap awal jika tubuh dalam kondisi sehat tetap membutuhkan peningkatan daya tubuh, selebihnya tinggal menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Dantik juga menghimbau kepada civitas akademika atau masyarakat pada umumnya agar tidak menganggap Covid-19 sebagai sesuatu yang menakutkan, namun juga tidak boleh disepelekan.

“Ini kan orang-orang baru sadar akan cuci tangan to? Padahal kan sebenarnya sepele. Cuci tangan sebenarnya sudah harus menjadi pembiasaan sehari-hari tidak menunggu ada corona datang. Ada atau nggak ada corona ya ada cuci tangan harusnya. Makanya kebiasaan itu harus dibiasakan sejak dini,” pesan Dantik.

Dalam hal ini Dantik menyarankan agar benar-benar memaksimalkan masa karantina dengan sebaik-baiknya, tidak memandang siapa berprofesi apa, sehat ataupun sakit.

“Sebenarnya mau dia sakit atau sehat, kalau missal memang ada waktu untuk karantina ya harus dikarantina. Karantina tidak memandang siapa berprofesi apa, bahkan dokter sekalipun harus dikarantina sebagai bentuk pencegahan,” pungkas Dantik. (Redaksi Ipmafa)

SURAT EDARAN TENTANG PENCEGAHAN PENYEBARAN CORONAVIRUS DISEASE (COVID-19)


Ka. Prodi PMI Ipmafa: Sensus Online, Solusi Pembangunan di Tengah Wabah Corona



Berita Ipmafa – Beberapa hari terakhir perkembangan COVID-19 menjadi perhatian utama di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Informasi terakhir ada 69 pasien terinfeksi (kompas.com).

Ketua Program Studi (Ka. Prodi) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Institut Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa) Pati Nur Khoiriyah, MA menghimbau kepada civitas akademika dan masyarakat untuk mencegah Covid-19, salah satunya dengan berpartisipasi dalam Sensus Penduduk Online.

Menurut Khoiriyah, di tengah kesiapsiagaan masyarakat Indonesia terhadap perkembangan COVID-19, keberadaan program sensus online menjadi salah satu strategi cukup baik. “Selain pengisian secara langsung oleh masyarakat pemilik data utama sensus penduduk, hal ini juga mengurangi tingkat interaksi antar pengambil data lapangan dengan masyarakat luas,” ungkap Khoiriyah.

Selain itu, dengan adanya partisipasi masyarakat, menurut Khoiriyah dalam sensus penduduk online ini juga mengurangi biaya yang digelontorkan oleh pemerintah setiap periodenya dan menjadi salah satu bukti, sekaligus komitment besar masyarakat untuk tetap berkontribusi bagi Indonesia.

Sebagaimana dilansir bps.go.id, Sensus penduduk 2020 menjadi era baru dalam program pencatatan jiwa penduduk Indonesia. Dengan tagar #MencatatIndonesia sensus dilaksanakan dalam bentuk online dan offline.


Dari bps.go.id juga dikabarkan bahwa Sensus Penduduk Online berlangsung mulai Februari - Maret 2020, sedangkan secara offline akan dilaksanakan pada Juli 2020.

Pelaksanaan sensus dengan cara online sendiri dilaksanakan dengan berbagai pertimbangan, meliputi efisiensi, edukasi literasi digital bagi masyarakat, dan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. (Redaksi Ipmafa)

Cegah Wabah Corona, Ipmafa Terbitkan Surat Edaran


Cegah Corona, BURT Ipmafa Pasang Hand Sanitizer, Stok Langka



Berita Ipmafa – Kini Mahasiswa Institut Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa) Pati bisa sedikit bernafas lega mengingat Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) kampus telah memasang cairan pencuci tangan (hand sanitizer) di setiap sudut kampus untuk mencegah wabah Covid-19.

“Ya, kita pasang hand sanitizer di setiap sudut kampus dengan kategori mobilitas tinggi seperti di samping pinger print, pintu masuk utama toilet, ruang kantor dari lantai 1 hingga 3,” tutur Kepala BURT Ipmafa Nur Cholis.

Hal tersebut dilakukan BURT Ipmafa berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Corona Virus Disease (COVID-19) pada Satuan Pendidikan.

Dalam SE tertanggal 9 Maret 2020 tersebut Nadiem Makarim menghimbau kepada seluruh satuan pendidikan untuk memastikan semua orang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sesuai anjuran kedokteran dan menghindari kontak fisik langsung dengan orang lain atau bahkan kepada pasien dengan positif Covid-19.

Stok Langka
Namun usaha pemasangan hand sanitizer tersebut terkendala oleh langkanya barang yang dijual di pasaran. Staff BURT Ipmafa Ah. Toyyib Syir’ah sudah melakukan lobi ke beberapa tempat yang biasa menjual produk tersebut, namun masih juga mengalami kesulitan mendapatkan barangnya.

“Kita sudah ke sana-ke mari bahkan melobi ke beberapa tempat, tapi hasilnya kami mendapatkan kuantitas barang di bawah yang kami pesan, itupun kami harus inden dulu, barang tidak bisa langsung kita dapatkan. Terlebih lagi, harganya yang melambung tinggi berkisar 100 ribuan,” tutur Toyyib.

Toyyib menuturkan dalam hal ini pemerintah belum sepenuhnya siap menghadapi adanya wabah Vovid-19. Hal ini terbukti dari langkanya stok barang yang digunakan untuk melakukan pencegahan seperti hand sanitizer dan masker.

“Di sini pemerintah menekankan kepada kita (satuan pendidikan) untuk turut mencegah mewabahnya virus corona, namun belum diimbangi dengan kesiapan menghadapi kelangkaan hand sanitizer dan masker,” pungkas Toyyib. (Redaksi Ipmafa)

UNDANGAN: Bahtsul Masail Covid-19 Pusat Studi Fatwa Ipmafa

UNDANGAN:

Pusat Studi Fatwa: Bahtsul Masail Covid-19

Hari/Tanggal : Jum'at, 13 Maret 2020
Waktu : 13.00 (bakda jum'atan)
Tempat : Ruang Meeting IPMAFA Lantai 1
Keperluan : Batsul Masail Covid-19
Berkisar:
1. Bagaimana hukum mengisolasi pasien Corona dari pergaulan masyarakat ?
2. Bagaimana proses tajhizul janazah mayit Corona yang tidak membahayakan-menular orang lain ?
3. Bagaimana pandangan Agama menyikapi penyakit Corona ?

Ttd
Dr. Jamal Makmur, MA
(Pusat Studi Fatwa IPMAFA)

Pasien Corona Makin Bertambah, Puswa Ipmafa Akan Gelar Bahtsul Masail


Berita Ipmafa – Kabar semakin bertambahnya pasien yang positif terjangkit Covid 19 di Indonesia menggerakkan Pusat Studi Fatwa Institut Pesantren Mathali’ul Falah (Puswa Ipmafa) Pati untuk mengadakan Bahtsul Masail terkait Virus Corona yang akan diagendakan Jumat, 18 Rajab 1441/ 13 Maret 2020, pukul 13.00 WIB di Ruang Meeting Lantai 1.
Manurut Direktur Puswa Ipmafa Dr. Jamal Ma’mur Asmani, MA, Kegiatan Bahtsul Masail tersebut merupakan instruksi langsung dari Rektor Ipmafa Abdul Ghoffarozin, M.Ed dalam rangka menyikapi wabah Virus Corona.
Adapun pembahasan dalam Bahtsul Masail tersebut menyoal bagaimana hukum mengisolasi pasien Corona dari pergaulan masyarakat, bagaimana proses tajhizul janazah mayit Corona yang tidak membahayakan-menular orang lain, dan bagaimana pandangan Agama menyikapi penyakit Corona.
Sebagai persiapan, Dr. Jamal menghimbau kepada peserta bahstul masail agar menyiapkan terlebih dahulu dasar penetapan hukum meliputi Al-Quran, Hadis, Qawaid Fiqh/Ushul Fiqh, Teks-teks fiqh, Wajhul Istidlal.

Forum Kamisan: Perdagangan Manusia dalam Perspektif Fiqh Sosial



Berita Ipmafa – Forum Kamisan Pusat Kajian Fiqh Sosial Kembali digelar mahasiswa Institut Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa) Pati di Aquarium Lantai 2 pada Rabu, 4 Maret 2020 lalu. Kali ini bertemakan Perdagangan Manusia dalam Perspektif Fiqh Sosial.

Pada tema tersebut pemateri lebih menitikberatkan pembahasan pada studi kasus penjualan organ tubuh manusia meliputi hukum orang yang melakukan transaksi, pemanfaatan organ orang yang sudah meninggal, adobsi dan tarifnya, dan pemanfaatan organ tubuh orang gila.

Pemateri Alfiyah menyampaikan bahwa penyelenggaraan transplantasi organ dengan cara ilegal jelas tidak diperbolehkan, karena merupakan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) atau tidak sesuai dengan standar regulasi transplantasi organ.

“Berbeda dengan orang yang memberikan organnya kepada orang yang benar-benar membutuhkan, misalnya jika tidak segera memperoleh transplantasi akan mengancam nyawanya maka diperbolehkan dengan catatan harus sesuai dengan prosedur rumah sakit untuk melakukan proses transplantasi tersebut,” tutur Alfiyah.

Sedangkan adobsi diperbolehkan jika mengikuti aturan meliputi persyaratan dan tahapan mengadopsi anak yang berlaku di masing-masing negara. Selain itu tidak diperbolehkan adanya tarif. Adapun uluran tangan secara sukarela dari pihak yang mengadopsi merupakan hal yang sah.

Adapun pemfanfaatan organ orang gila dianggap melakukan eksploitasi dan tidak diperbolehkan mengingat orang gila masih mempunyai peluang untuk sembuh. Oleh karenanya orang gila mempunyai hak yang sama dengan orang normal. (Amalia Nazihah/Redaksi Ipmafa)

Diskusi Mahasiswa-PUSWA IPMAFA: Fatwa DSN, Kitab Suci LKS



Berita Ipmafa – Diskusi Mahasiswa Pusat Kajian Studi Fatwa Institut Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa) Pati untuk yang perdana digelar 4 Maret 2020 lalu di Teras Lantai 3. Pemateri Khabib Sholihin, M.M mengatakan bahwa Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) menjadi acuan BI Dan OJK dalam membuat regulasi. Inilah mengapa Fatwa DSN menjadi kitab sucinya Perbankan Syariah di Indonesia.

“Dengan demikian, Fatwa DSN memiliki kekuatan hukum secara mengikat bagi lembaga keuangan syariah untuk melaksanakan semua fatwa dan diawasi oleh Dewan Perbankan Syariah (DPS),” tutur Khabib.

Khabib memaparkan, ketika terjadi kekurangan dalam melaksanakan fatwa oleh lembaga keuangan syariah menurut DPS, maka DPS akan menerbitkan opini DPS yang terlebih dahulu didiskusikan dengan pihak lembaga keuangan syariah yang bersangkutan untuk diperbaiki. Selanjutnya laporan DPS diteruskan kepada Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Jika lembaga keuangan syariah melakukan perbaikan, maka laporan yang akan diteruskan oleh DPS adalah laporan perbaikan, jika tidak, maka laporan yang akan diteruskan adalah laporan apa adanya,” ujar Khabib.

Sekilas DSN
Perbankan syari'ah merupakan ikon ekonomi syari'ah, yang kemudian mendorong tumbuh dan berkembangnya produk dan komoditas yang berorientasi syariah, maupun produk hukum ekonomi syari'ah itu sendiri.

Dewan Syari'ah Nasional (DSN) yang dibentuk Majelis Ulama Indondesia (MUI)merupakan lembaga yang memiliki otoritas mengeluarkan fatwa-fatwa terkait persoalan ekonomi Islam.
Awalnya, DSN dibentuk sebagai wadah koordinasi para ulama dalam menanggapi isu-isu yang berhubungan dengan masalah ekonomi atau keuangan. DSN juga berperan mendorong penerapan nilai-nilai syari'ah sesuai dengan fatwa-fatwa perbankan syari'ah pada kegiatan di dalam perbankan syari'ah.

Ketika terdapat lembaga keuangan syari'ah yang tidak melaksanakan fatwa tertentu, maka akan mendapatkan sanksi-sanksi secara berjenjang dari DPS yang berafiliasi dengan DSN, yang berperan mengawasi dan memastikan pelaksanaan fatwa perbankan syariah oleh lembaga keuangan syariah.
Sedangkan DPS sendiri berada di masing-masing lembaga keuangan syari'ah dan memiliki kewenangan mengeluarkan opini DPS jika dibutuhkan setelah laporan keuangan lembaga yang dilakukan setiap 3 bulan sekali.

Kedudukan fatwa yang dikeluarkan DSN dalam konteks perbankan syari'ah berbeda dengan regulasi yang dikeluarkan oleh BI dan OJK, namun ketiganya memiliki hubungan berkesinambungan dalam memastikan lembaga keuangan syari'ah menjalankan fatwa dan segala aturan yang mengikat operasionalnya. (Kunarti-Publiaksi Puswa/Redaksi Ipmafa)

Generasi Millenial Harus Berani Coba Hal Baru



Berita Ipmafa - Diskusi perdana Library Corner Institut Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa) Pati (Sabtu, 7 Maret 2020) mengajak mahasiswa yang notabene generasi millenial untuk berani mencoba hal-hal baru.

Pemimpin diskusi Demisioner Ketua Library Corner Ipmafa 2018/2019 Ali Ridwan mengatakan, dengan mencoba hal-hal baru, maka secara otomatis akan menemukan hal-hal yang baru pula.

Dalam kegiatan bertajuk Biografi Albert Enstein tersebut, Ali Ridwan mengajak mahasiswa untuk terus mencoba dan tidak takut salah.

“Orang tidak akan menemukan hal baru jika dia tidak mencoba dan takut salah,” tuturnya.

Selain hal baru, menurut Ali banyak belajar dari pengalaman, membaca dan meniru kisah-langkah orang hebat akan mengantarkan seseorang sampai pada tujuannya.

“Dengan pengalaman, ilmu akan lebih lama, bahkan selamanya melekat pada otak kita, sering membaca salah satunya kebiasaan orang-orang hebat, tiru dan ikutilah langkah-langkah orang hebat, dengan cara ini orang akan mempunyai semangat untuk meniru tokoh idolanya,” terang Ali.

Dari diskusi tersebut, Ali menyimpulkan kesuksesan seseorang dalam mencapai tujuan selalu berangkat dari hal kecil, bahkan minimnya pemahaman sekalipun. Menurut Ali, di balik hal tersebut, seseorang tentu mempunyai kemampuan lain yang akan melengkapi kekurangannya.

“Jangan takut kalau kamu tidak faham di satu bidang, bisa jadi kamu punya kemampuan yang lain, jadi terus kembangkan dan jangan pernah takut mencoba hal baru,” ujar Ali Ridwan. (Nihayatus Shofiyah, Muhammad Afiyan Charis-media LC/Redaksi Ipmafa)

Participatory Rural Appraisal: Membantu Mahasiswa Bermain Peran Sebagai Fasilitator



Berita Ipmafa - Sebagai pekerja sosial yang bekerja mendampingi masyarakat, skill fasilitasi menjadi kemampuan yang harus dimiliki oleh mahasiswa Program Studi (Prodi) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Institut Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa) Pati.

Demikian disampaikan salah satu dosen Ipmafa Nur Khoiriyah, MA dalam mata kuliah Participatory Rural Appraisal (PRA) beberapa waktu lalu.

“Mata Kuliah ini membantu saya untuk bisa bermain peran sebagai fasilitator di tengah-tengah masyarakat;”kata Abidin salah satu mahasiswa PMI.

Dalam mata kuliah tersebut mahasiswa diberikan materi mengenai trik dan strategi fasilitasi dengan berbagai metode meliputi Penelusuran Sejarah, Pembuatan Bagan Kecenderungan dan Perubahan, Kalender Musim, Pembuatan Peta Desa, dan Kajian Lembaga-Lembaga Desa.

Berbagai metode itu digunakan untuk menggali informasi mengenai keadaan suatu wilayah, baik yang berupa permasalahan, atau potensi wilayah. Dengan data masalah dan potensi wilayah tersebut akan digunakan untuk membuat perencanaan program kegiatan.

Dalam hal penilaian, mata kuliah yang satu ini mengedepankan praktik ketimbang pengetahuan tertulis. Salah satu metode untuk menilai kemampuan mahasiswanya, Nur Khoiriyah menggunakan metode simulasi tersebut.

“Secara administratif, mata kuliah ini tidak memakai ujian tertulis, karena ukuran keberhasilan adalah bagaimana mahasiswa mampu melakukan fasilitasi dengan berbagai metode yang telah didiskusikan sebelumnya,”tutur Nur Khoiriyah.

5 Poin Penting Sambutan Khotmil Qur’an Rektor Ipmafa




Berita Ipmafa – Khotmil Qur'an dan Silaturahmi Civitas Akademika Institut Pesantren Mathali'ul Falah (Ipmafa) Pati kembali digelar (Jum’at, 6 Maret 2020). Rektor Ipmafa Abdul Ghofarrozin, M.Ed menyampaikan beberapa poin penting dalam kegiatan rutin bulanan tersebut.

Pertama, manfaat jangka panjang khotmil qur’an diharapkan meningkatkan keteguhan civitas akademika untuk menjaga bahwa Ipmafa merupakan kampus ahlussunnah waljamaah.

Kedua, pembaharuan niat. Memasuki awal semester genap ini Rozin mengajak civitas akademika Ipmafa untuk kembali memperbarui niat, baik dalam hal belajar bagi tataran mahasiswa dan berkhidmat bagi dosen dan karyawan.


Kita baru saja memasuki awal semester genap. Tentu kita juga harus memperbarui niat belajar di IPMAFA, niat berkhidmah di Ipmafa bagi para dosen dan karyawan,” tutur Rozin.

Ketiga, Kedisiplinan. Dalam hal ini Rektor Ipmafa mengharapkan adanya perilaku saling mengingatkan kedisiplinan, baik antar mahasiswa, dosen maupun karyawan demi terselenggaranya proses belajar mengajar. “Jika salah satu bagian dari kita tidak disiplin pasti akan mengganggu proses belajar,” terangnya.

Keempat, memfilter dan melakukan verifiaksi terhadap informasi yang didapatkan melalui media sosial mengingat berita hoax bertebaran di mana-mana. Rozin menghimbau agar kepada civitas akademika Ipmafa agar tidak terburu-buru menyebarkan informasi kepada khalayak sebelum diverifikasi kebenarannya.


“Kita harus bisa membedakan mana berita hoax dan bukan hoax. Terlebih untuk berita atau informasi seputar kampus kita. Informasi terakurat dari kampus kita adalah melalui website resmi Ipmafa,” paparnya.

Keempat, kebersihan. Rozin menurutkan bahwa Ipmafa merupakan satu-satunya perguruan tinggi Islam yang men-declare diri sebagai kampus bersih, termasuk melarang merokok di dalam kampus.

“Salah satu ciri khas generasi milenial adalah karakter bersih. Artinya kita bertanggung jawab tidak meninggalkan jejak apapun di sekitar kita selama ada di kompleks Ipmafa. Apakah kemudian kita akan mempunyai kesadaran untuk tidak meninggalkan jejak apapun, berangkat bersih, pulang pun bersih,” tuturnya.

Kelima, Hotline ter-Hot Ipmafa. Dari segi peningkatan pelayanan, di Jawa Tengah ini tak hanya Ganjar Pranowo saja yang mempunyai Hotline pengaduan. Rektor Ipmafa juga membuka Hotline Khusus bagi mahasiswa yang ingin menyampaikan informasi terkait pelayanan Ipmafa dengan nomor 081329023377.


“Ini Hotline ter-HOT yang pernah ada di Ipmafa. Menerima keluhan atau pengaduan terkait pelayanan kampus Ipmafa, silahkan catat nomornya: 081329023377,” tutur Rozin.

Hotline tersebut akan mulai diaktifkan pada Senin, 9 Maret 2020 mendatang. Namun yang perlu dicatat bagi civitas akademika Ipmafa adalah Hotline tersebut hanya menerima informasi yang disertai identitas jelas dari pengirim informasi. Jika tidak, maka jangan mengharapkan informasi yang Anda berikan akan ditanggapi.

Selain kelima poin di atas, Rozin juga mengajak civitas akademika Ipmafa untuk bersama-sama menjaga marwah kampus di dalam maupun di luar Ipmafa. Terkait dengan kegiatan ini, Rozin mengharapkan minimal 50% mahasiswa Ipmafa mengikuti khotmil qura’an berikutnya.


DON'T MISS

Nature, Health, Fitness
© all rights reserved
made with by templateszoo