Gebyar Fakultas Dakwah dan Pengembangan Masyarakat IPMAFA



Pati. 31/03/2017. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Fakultas Dakwah dan Pengembangan Masyarakat
Institut Pesantren Mathaliul Falah (IPMAFA) bekerjasama dengan Pusat Studi Peace Promotion mengadakan Gebyar Fakultas Dakwah dan Pengembangan Masyarakat  dengan acara Pelatihan Perdamaian bertemakan “Gerakan Pesantren Anti Kekerasan”. Acara yang bertempat di auditorium IPMAFA ini dihadiri Dekan Fakultas Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Ibu Sri Naharin MSI, Direktur Pusat Studi Peace Promotion Ibu Kamilia Hamidah MA, serta 35an santri dari 18 pesantren se kecamatan Margoyoso.
Ibu Sri Naharin memberikan sambutan yang sekaligus menjadi pembuka acara menyampaikan latar belakang pemilihan tema ini adalah semakin maraknya kekerasan yang terjadi disekitar kita sehingga penting bagi kita untuk dapat mengelola emosi “kekerasan tanpa kita sadari ada disekitar kita, sehingga penting bagi kita untuk mengelola emosi” terangnya, santri dalam hal ini yang setiap harinya telah terdidik untuk ikhlas menjadikan dirinya untuk tergerak dan peduli terhadap isu sosial khususnya kekerasan “Orang orang yg tergerak untuk peduli dengan hal seperti ini, biasanya adalah orang yang setiap harinya itu sudah terdidik untuk ikhlas.” Ungkap beliau. Sehingga pelatihan ini penting untuk menumbuhkan kepedulian santri untuk melawan kekerasan “menumbuhkan agen-agen yang tergerak untuk melawan kekerasan.” Tandasnya.

Selama pelatihan berlangsung peserta diberi pendidikan nilai dasar perdamaian yang meliputi 12 nilai perdamaian. Antusiasme peserta terlihat dari semangatnya dalam mengikuti pelatihan karena dikemas dengan model pembelajaran interaktif serta permainan-permainan yang merupakan simulasi dari nilai perdamaian tersebut. “Pada pelatihan ini kami sampaikan 12 nilai perdamain yang kami kemas dengan model pembelajaran interaktif harapannya nanti peserta yang telah mengikuti pelatihan dapat menjalin hubungan damai baik dengan diri sendiri maupun orang lain telebih dapat meminimalisir gesekan yang menimbulkan tindak kekerasan” ujar Maya Kholida salah satu dari 8 trainer Peace Promotion.  (Rofiq)

Festival Seni dan Saintifik Islam - IPMAFA


IPMAFA- Rabu (29/3) sejak pukul 07.30 mahasiswa yang tergabung dalam keluarga tarbiyah IPMAFA telah disibukkan dengan kedatangan para peserta festival, Festival seni dan saintifik islam yang merupakan judul besar dari beberapa lomba yang tersedia dalam berbagai bidang. kaitannya dengan PBA (pendidikan Bahasa Arab) -  kategori lomba tingkat aliyah- Khitobah, Qiroatul Kutub, Qiroatus Syi’ir, Ilqaul Qishhoh, Ghina’ ‘Arob-, kemudian PGMI (Pendidikan Guru Madrasah ibtidaiyah) - speech tingkat aliyah, adzan dan bercerita tingkat MI-, dan PIAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) -lomba memasukkan air ke dalam botol menggunakan spons, membuat bentuk dengan plastisin tingkat PAUD dan TK, story telling tingkat SMA sederajat, dan APE (alat permainan edukatif) tingkat guru.
Kemeriahan lomba pun semakin semarak dengan suguhan pertunjukan Marching Band SD An-Nida Tayu yang mendapat apresiasi positif dari banyak pihak dan tepuk tangan meriah dari semua penonton. Acara ditutup dengan pengumuman juara per lomba dan  penampilan solo yang menyita banyak perhatian dari para penonton oleh Kiki Novianti, pemenang juara atas lomba Ghina’ ‘Aroby asal MAN 1 Kudus, dengan lagu Cinta Sejati (BCL) dan Ayat-Ayat Cinta (Rossa) versi Arab. Baginya lomba semacam ini merupakan hal yang sangat menyenangkan sekaligus menantang, dapat membawa nama baik almamaternya merupakan hal yang sangat membanggakan dan memang menjadi impiannya. Menyanyikan lagu dengan bahasa asing memang membutuhkan kiat-kiat khusus dan ketelatenan. Selain dari bu Ana dan pak hedi selaku pelatih vocal di sekolah, sang Ibunda tercintalah yang mensupport dan memeberikan motivasi terbesar untuknya, “pasti bisa”, terangnya. 
Dalam pemaparannya, ketua BEM Fakultas Tarbiyah Ah.rohman Hakim mengharapkan semoga festival seperti ini dapat menjadi ajang penyaluran minat dan bakat teman-teman, karena pendidikan sejatinya tidak hanya berkutat pada buku, bangku kelas, atau nilai-nilai raport saja, melainkan bagaimana kita menunjukkan pada semua orang, tentang inilah kita, ini bakat kita, kita hebat dengan diri dan kemampuan sendiri. Selamat untuk semua peserta, tidak ada yang  menang dan kalah,  semuanya tentang proses, proses perjuangan dan kemauan. Dan juga untuk semua pihak yang mendukung acara ini, segenap panitia pensukses acara, keluarga tarabiyah, dosen-dosen IPMAFA, dan pihak sponshorship, terimakasih saya ucapkan, tanpa perasan keringat dari semuanya, acara ini tidak akan berhasil, sekali lagi terimakasih. 

Pemilihan Ketua Komisi Pemilihan Mahasiswa (KPM) 2017

Kamis, 23 Maret 2017 BEM Institut Pesantren Mathali’ul Falah menyelenggarakan prosesi pemilihan Ketua Komisi Pemilihan Mahasiswa 2017. Prosesi ini dilaksanakan di Auditorium 2 IPMAFA yang dihadiri oleh Wakil Rektor 1 Bid. Akademik dan Kemahasiswaaan, Bapak Ahmad Dimyati, M.Ag, perwakilan Lembaga Kemahasiswaan meliputi BEM IPMAFA, BEM Fakultas Tarbiyah, BEM Fakultas Syari’ah, BEM Fakultas Dakwah, beberapa pimpinan HMPS, UKM dan komting kelas.
Prosesi pemilihan KPM ini dimulai dengan sambutan dari Wakil Rektor dan Presiden BEM IPMAFA, kemudian dilanjutkan pada prosesi pemilihan Ketua KPM 2017.
Pemilihan Ketua KPM 2017 diwakili dari setiap Fakultas, kandidat Ketua KPM 2017 diantaranya Rifki Maulidi (Fakultas Dakwah), Azza Syukria (Fakultas Syari’ah), dan Sulton (Fakultas Tarbiyah).
Hasil akhir dari prosesi pemilihan Ketua KPM dimenangkan oleh Rifki Maulidi (Fakultas Dakwah) dengan perolehan 12 suara dari 22 hak pilih mahasiswa yang hadir mewakili setiap pimpinan LK dan komting kelas.
Berlangsungnya prosesi pemilihan Ketua KPM 2017 yang dilaksanakan pada bulan Maret ini agar Ketua KPM terpilih nantinya memiliki waktu lebih lama sehingga nantinya bisa lebih dimaksimalka dalam menyiapkan proses Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilwa) IPMAFA 2017.

Dalam sambutannya, Rifki Maulidi (Fakultas Dakwah) selaku Ketua KPM 2017 memohon bantuan dan kerja samanya kepada semua mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam menyambut pesta Demokrasi Pemilwa 2017 sesuai dengan asas Pemilwa yang 'luberjurdil' (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil).

Presiden BEM Sayangkan Ketidakhadiran SEMA dalam Pemilihan Ketua KPM

Pemilihan Ketua Komisi Pemilihan Mahasiswa (KPM) yang dilaksanakan kemarin Kamis, 23 Maret 2017 meninggalkan catatan kurang baik bagi Senat Mahasiswa Institut Pesantren Mathali’ul Falah. Sangat disayangkan, Senat Mahasiswa (SEMA) yang seharusnya datang untuk mengikuti prosesi pemilihan nyatanya tidak datang, bahkan tidak ada perwakilan sama sekali dari anggota Senat Mahasiswa pada pertemuan kedua kemarin. Padahal ini menjadi bagian dari proses transisi kepemimpinan dan regenerasi yang menjadi tanggungjawab bersama.
Presiden BEM IPMAFA, Ahmad Nuruddin mengatakan ketidakhadiran SEMA dalam prosesi ini sama halnya dengan mencederai semangat budaya organisasi yang dibangun bersama sejak awal periode.
“Ini menjadi atraksi kurang baik yang diperagakan oleh salah satu Lembaga Kemahasiswaan (di IPMAFA). Padahal ini (semangat berorganisasi) sudah kita bangun sejak pertama kali awal periode dulu, lagipula (pemilihan Ketua KPM) ini menjadi bagian dari proses regenerasi dalam organisasi di IPMAFA untuk menyiapkan pesta demokrasi selanjutnya.” Kata Presiden BEM IPMAFA.                                               

      Meskipun demikian ketidakhadiran SEMA tidak menjadi penghalang untuk berjalannya prosesi pemilihan Ketua KPM kemarin. Hal ini dibuktikan dari antusiasme perwakilan mahasiswa yang hadir untuk memilih Ketua Komisi Pemilihan Mahasiswa 2017.

WORKSHOP “KREASI KREATIF MEWARNAI 3 DIMENSI” HMPS PGMI IPMAFA



Himpunan Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah IPMAFA mengadakan workshop dengan tema “Kreasi Kreatif Mewarnai 3 Dimensi” pada Sabtu (11/3) kemarin. Kegiatan yang bertempat di ruang 308 lantai III IPMAFA tersebut menghadirkan Bapak Teguh Santoso sebagai Tutor. Acara ini bertujuan untuk menambah skill dan kreativitas mahasiswa PGMI sebagai calon Pendidik dan memanfaatkan barang bekas yang ada disekitar kita. Sehingga menjadi barang yang mempunyai nilai seni tinggi.
Dalam acara ini peserta dibagi menjadi berberapa kelompok, setiap kelompoknya terdiri dari dua orang. Dalam kelompok tersebut disediakan triplek sebagai medianya, batu, ranting pohon dan cat tembok dengan warna merah, biru, hitam, putih dan kuning. Bapak Teguh Santoso memberikan contoh terlebih dahulu, setelah itu peserta diberikan waktu untuk mengaplikasikan idenya masing-masing.
“Mewarnai tiga dimensi ini kuncinya ada pada permainan warna dan tidak harus pandai dalam menggambar tapi cukup bisa mewarnai”. Bagaimana cara mencampur warna dan memadukan dengan warna yang lain. Mewarnai tiga dimensi tidak harus berupa pemandangan yang detail. Yang paling utama untuk ditonjolkan adalah bagian yang riil. Untuk begroundnya hanya sebagai pendukung saja. Untuk pertama kalinya saya anggap kalian sudah bisa menggambar semua, hanya bagaimana kalian mengembangkannya.” Demikian koreksi dari Bapak Teguh Santoso terhadap karya yang dibuat peserta.

Camping ala Peace Promotion


Camping ala Peace Promotion


Sabtu, 25 Februari di gedung lantai 3 kampus Institut Pesantren Mathali’ul Falah, Pusat Studi Peace Promotion mengadakan kegiatan Training of Trainer untuk mahasiswa. kegiatan ini berlangsung dua hari mulai pukul 10.00 wib hingga minggu siang, bertujuan mencetak para Trainer yang kreatif dan siap menyebarkan 12 Nilai Dasar Perdamaian (Twelve Peace values).
Metode pembelajaran yang digunakan lebih interaktif, tidak hanya sebatas ceramah dan diskusi, pembelajaran yang diterapkan pada peace promotion adalah dengan: penjelasan kata kunci dari ayat al-qur'an atau hadis yang berkaitan dengan tema pembahasan, yang kemudian dilanjutkan pemanasan dengan simulation games, story telling atau dengan pemutaran vidio. Setelah itu, terdapat penjelasan untuk menguatkan inti dari nilai tersebut, dan yang terakhir adalah dengan membaca do'a serta hikmah. Ini sangat efektif dan mampu membangun komunikasi yang kuat antara fasilitator dan peserta.
Dalam salah satu sesi Ibu Kamilia Hamidah, MA menambahkan komentar pada pemutaran vidio pendek yang dipertontonkan untuk penguatan materi. Beliau menjelaskan “terkadang kita tidak sadar bahwa apa yang kita lakukan itu menyinggung atau bahkan menyakiti orang lain”  Selain itu materi menarik yang juga dibahas dalam kegiatan ini adalah perlunya perhatian bahwa kenyamanan kita bisa jadi adalah ketidak-nyamanan orang lain. Maka penting untuk kita memahami empati dalam berinteraksi dan bergaul dengan orang lain.
kegiatan Tot ini di pimpin oleh Rona Nisrina Ulayya, mahasiswa Prodi PMI IV sebagai ketua panitia bersama mahasiswa Prodi PGMI dan diikuti oleh 20 peserta Tot dan dipandu 8 fasilitator dari Peace Promotion.Keseruan acara ini semakin lengkap ketika para peserta disuguhi dengan pemutaran film pendek berjudul Lir Ilir karya Sarang Ide Production pada pukul 21.00 wib sebelum istirahat. Tidak hanya itu para peserta diajak untuk muqaddaman Al-qur’an selepas subuh dilanjut dengan senam pagi bersama-sama selama satu jam dihalaman kampus IPMAFA.

PMI Adakan Seminar “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pesantren”





Pati, 03/03/2017 Program Studi (PRODI) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Institut Pesantren Mathaliul Falah (IPMAFA) bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) PMI mengadakan seminar “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pesantren” di narasumberi oleh KH Sofiyan Hadi,MA Pengasuh Ponpes Entrepreneur Al-Mawaddah Kudus dan Sri Naharin M,Si Dekan Fakultas Dakwah dan Pengembangan Masyarakat. Seminar yang berlangsung di auditorium IPMAFA ini dihadiri Kaprodi PMI Faiz Aminuddin, MA, Sekprodi PMI Bapak Maslihan,Lc, Beberapa Dosen PMI, siswa siswi dan santri sekitar Kajen, Serta puluhan mahasiswa IPMAFA lintas Prodi.
Muh. Ja’far Amir sebagai perwakilan dari panitia dan sekaligus ketua HMPS PMI memberikan sambutan diawal bahwa pesantren sebagai miniatur masyarakat sangat ditunggu kontribusinya untuk pemberdayaan masyarakat dan menjawab problematika umat “Diadakannya Seminar ini tidak lain adalah untuk menjawab problematika umat yang mana, pada saat ini identitas pesantren sebagai miniatur masyarakat secara tidak langsung diharapkan masyarakat untuk ikut berkontribusi dalam hal pemberdayaan dan menjawab problematika umat” terangnya.
Bapak Faiz sebagai kaprodi memberikan sambutan bahwa peran pesantren telah dimulai sejak sebelum revolusi dan kini kontribusinya sebagai pemberi sarana untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. “Tidak hanya dimulai pada waktu revolusi tapi jauh sebelum itu kontribusi pesantren sudah sangat besar terhadap perpanjangan keislaman kebudayaan yang ada di nusantara ini. Kontribusi jelas itu harus dipertajam diperkuat salah satunya menjadikan pesantren tidak hanya sebagai tempat pendidikan santri, tapi memberikan sarana demi kemaslahatan umat yang lebih besar” Ungkapnya
Ibu Sri Naharin sebagai narasumber memaparkan materi bahwa Pengembangan Masyarakat harus dilakukan secara holistik dan menyeluruh maka dibutuhkan komitmen dan lembaga, sehingga pesantren dapat menjadi salah satu lembaga yang strategis dalam Pemberdayaan Masyarakat. “BPPM Sebagai embrio kehadiran PMI di IPMAFA adalah upaya Kiai Sahal yang kemudian menjadi idealisme bersama, sehingga peran pesantren dan orang-orang didalamnya ikut serta menetralisir problem-problem dimasyarakat. Terutma ekonomi dan melaksanakan langkah interfensi sehingga mampu menjadi pemecah permasalahan yang ada di masyarakat” Terangnya.
Bapak KH Sofian Hadi Lc, MA mengemas materinya dengan muatan motivasi sehingga membuat audien semangat dan senang mendengarkan. Audien dengan mudah menangkap kosep dan materi yang disampaikannya. salah satu yang dipaparkannya adalah dalam upaya menumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada pemberdayaan yang kita lakukan memang perlu adanya lembaga yang menaungi. Dari awal pesantren enterpreneur yang digagas beliau dibuat supaya dapat berdampak dan memberi kontribusi kepada masyarakat sehingga dengan naungan sebuah pesantren akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat, dan mampu melaksanakan dengan kesadaran masyarakat sendiri.
Muhammad Khoirur Rofiq

PGMI is Spesial





(MARGOYOSO) Rabu, 8 Maret 2017. Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah (PGMI) Institut Pesantren Mathali’ul Falah kembali mengadakan diskusi mingguan yang kita sebut dengan diskusi Dialektika mengusung tema "Studi Komparatif PGMI dan PGSD" dengan narasumber Bapak Agus Jauhari, Lc, M.Pd. Diskusi tersebut berlangsung di Aquarium Lantai II yang dihadiri oleh mahasiswa PGMI.

KEMENDIKBUD menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara PGMI dan PGSD. Lulusan PGMI dapat mengajar di SD begitu juga sebaliknya. Dengan adanya diskusi ini, dapat membuka wawasan baru mengenai persamaan studi antara PGSD dan PGMI.

Diakhir kesempatan, Bapak Agus Jauhari menunurkan bahwa,"Pendidikan dasar sangatlah penting ditempuh oleh seseorang karena tidak akan ada orang besar tanpa adanya pendidikan dasar". 


 

DON'T MISS

Nature, Health, Fitness
© all rights reserved
made with by templateszoo