POKEMON Ala RMI

Menurut KH Abdul Ghaffar Rozin atau yang sering disapa Gus Rozin bahwa Pokemon ala RMI NU memiliki makna lain, yaitu Pokoke Mondok. Hal ini menunjukan bahwa ghirah santri dalam mengusung gerakan Ayo Mondok semakin berakselarasi.

Diikuti 1024 Pesantren, Pembukaan Kompetisi LSN 2016 Digelar di Balikpapan


Balikpapan, NU Online
Liga Santri Nusantara kembali digelar pada tahun 2016. Setelah tahun sebelumnya LSN diikuti oleh 184 pesantren Pesantren, pada pelaksanaan LSN tahun ini akan diikuti oleh 1.024 Pondok Pesantren di Indonesia.

Menurut Ketua Liga Santri Nusantara Abdul Ghaffar Rozin, pembukaan kick off secara nasional akan dilangsungkan di Balikpapan pada 19 Agustus 2016. "Tepatnya di Stadion Persiba Balikpapan," katanya.

Lelaki yang akrab disapa Gus Rozin ini melanjutkan, pada pembukaan kick off LSN 2016 akan dihadiri oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Gubernur Kalimantan Timur, Wali Kota Balikpapan, dan kiai/tokoh Pondok Pesantren di Balikpapan.

"Ini akan menjadi langkah baik bagi santri yang memiliki skill dan semangat olahraga yang cukup menjanjikan bagi masa depan persepakbolaan Indonesia," tegasnya.

Sedangkan, menurut Sekretaris LSN Koirudin Abbas mengatakan, kick off pembukaan LSN secara nasional dilakukan secara unik dan kreatif. "Kalau biasanya, kick off dalam dunia sepak bola dibuka dengan tendangan, pada kali ini dilakukan dengan menabuh bedug sebanyak lima buah," tambah pria yang akrab disapa Cak Din ini.

Selain itu, lanjut Cak Din, pertunjukan kesenian khas dunia pesantren akan diperlihatkan pada kick off LSN tahun ini. Mulai dari seni hadrah sampai pertunjukan pencak silat yang dibawakan oleh Pagar Nusa.

"Bahwa santri merupakan bagian terpenting menjaga tradisi Indonesia. Dan melalui sepak bola, santri dan pesantren akan memajukan dunia olahraga Indonesia. Liga Santri ini milik seluruh rakyat Indonesia," pungkasnya.

Pada laga pembukaan kick off Liga Santri Nusantara 2016 ini akan mempertemukan Ponpes Naam dan Ponpes Al Muhajirin yang masing tim berasal dari Regional Kalimantan I yang meliputi Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Selain itu, pada pembukaan kick off LSN 2016 ini akan ada pertandingan eksebisi antara Tim PON Kaltim berhadapan dengan Tim PON Jabar. (Rizam Syafiq/Fathoni)

Sumber: NU Online

PT Berbasis Pesantren Lebih Unggul

PATI – Lulusan perguruan tinggi berbasis pesantren, dinilai lebih mampu bersaing dengan lulusan perguruan tinggi lain karena punya keunggulan. Tradisi keilmuan di pesantren menjadi nilai lebih. Alissa Wahid, putri mantan presiden Abdurrahman Wahid mengatakan, riset-riset yang lahir dari perguruan tinggi berbasis pesantren selalu tersambung dan membawa ke pemikiran progresif untuk kebaikan umat.
”Bagi perguruan tinggi dengan kultur pesantren, pendidikan mesti progresif, kontekstual dan lulusannya mampu bersaing,” kata Alissa saat menjadi pembicara kunci dalam prosesi wisuda ke-5 Institut Pesantren Mathaliul Falah (Ipmafa) Pati, Sabtu (13/8).
Ia menilai, pendidikan tinggi berbasis pesantren yang dimiliki Ipmafa, memiliki keunggulan, di antaranya sikap jujur, amanah, dan menolong, serta senantiasa membentuk sikap mandiri sebagaimana yang terdapat dalam sisitem pendidikan pesantren.
Terlebih, pesantren merupakan sistem pendidikan tertua di Indonesia, yang tidak hanya menjadi poros pendidikan keagamaan, namun lebih dari itu memiliki keunikan kurikulum yang khas dengan lokalitas dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Rektor Ipmafa Pati Abdul Ghofar Rozin dan anggota senat mewisuda 192 wisudawan.
Dari jumlah itu 65 wisudawan dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Arab (PBA), 84 wisudawan Prodi Pendidikan Guru Raudlatul Athfal (PGRA), 38 wisudawan Prodi Perbankan Syariah (PS), dan lima wisudawan Prodi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). Dari 192 wisudawan tersebut, delapan terbaik di antaranya menerima piagam dan beasiswa sebagai bentuk apresiasi dari almamater dan lembagalembaga mitra Ipmafa.
Delapan wisudawan terbaik itu secara berurutan sesuai peringkat adalah Kartini (terbaik pertama Prodi PBA), Siti Sumiyatun (peringkat kedua PBA), Minhatus Suadaí (peringkat pertama PS), Puji Lestari Prehatin (peringkat kedua PS), Darmanto (peringkat pertama PGRA), Endang Muati (peringkat kedua PGRA), Arina Ulfatul Janah (terbaik pertama Prodi PMI), dan Ahmad Toyib Syirah (terbaik kedua PMI). (H15-43)

Delapan Wisudawan Terbaik Mendapatkan Beasiswa

PINDAH TALI TOGA: Rektor Ipmafa Pati, Abdul Ghofarrozin sedang melakukan prosesi wisuda di Aula Ipmafa yang diikuti 192 wisudawan Sabtu (13/8) lalu.

MARGOYOSO – Institut Pesantren Mathali`ul Falah (Ipmafa ) Margoyoso, Pati menyelenggarakan wisuda V pada Sabtu (13/8) lalu. Prosesi wisuda yang langsung dipimpin Rektor Ipmafa, Abdul Ghorarrozin atau yang akrab disapa Gus Rozin ini mewisuda 192 wisudawan.
Sebelum pelaksanaan prosesi wisuda V, ada serangkaian kegiatan. Diantaranya, orasi ilmiah yang disampaikan Alissa Wahid. Orasi ilmiah dengan tema Membangun Karakter Manusia Berdaya Saing Global melalui Pendidikan Berbasis Nilai-Nilai Pesantren itu diikuti seluruh wisudawan, wali dan tamu undangan dari berbagai unsur.
Gus Rozin menyampaikan, tema itu diusung untuk menegaskan distingsi pendidikan berbasis nilai-nilai pesantren.  Pesantren merupakan sistem pendidikan tertua di Indonesia, yang tidak hanya menjadi sentra pendidikan keagamaan. Namun juga memiliki keunikan kurikulum yang khas dengan lokalitas dan nilai-nilai luhur Indonesia.

Sumber: Radar Kudus

Orasi Alissa Wahid di Wisuda V IPMAFA

Tantangan zaman saat ini sangat beragam karena masyarakat yang dihadapi berbeda dari masyarakat zaman dahulu. Maka dari itu dibutuhkan generasi yang tangguh yang mampu memberikan perubahan baik sesuai zamannya. “Apakah lulusan IPMAFA yang dari daerah terpencil ini dapat memberikan perubahan di Indonesia? Jawabannya adalah iya”, demikian motivasi yang disampaikan Alissa Qotrunnada Munawaroh Rahman, putri Gus Dur saat memberikan orasi pada acara wisuda ke 5 Instititut Pesantren Mathali’ul Falah Pati (13/8).

Dalam kesempatan itu Alissa mendorong para wisudawan agar menyiapkan diri dengan baik dan pintar membaca berbagai peluang di dunia global. “Masyarakat modern saat ini adalah masyarakat egaliter yang sadar posisi, sadar pilihan, dan sadar pelayanan. Maka dibutuhkan kualitas SDM yang unggul, yang menguasai sebuah disiplin keilmuan, yang terampil, kreatif dan beretika” imbuhnya.

Tahun ini IPMAFA mewisuda 192 mahasiswa dari program studi Pendidikan Bahasa Arab, Perbankan Syariah, Pengembangan Masyarakat Islam, dan Pendidikan Guru Raudhatul Athfal. Dalam acara itu, ada delapan mahasiswa dengan prestasi terbaik mendapatkan piagam dan beasiswa dari kembaga mitra IPMAFA.

Prosesi wisuda dibuka langsung oleh Rektor IPMAFA, Abdul Ghafarrozin Med dan dihadiri oleh para pejabat Kabupaten Pati, tokoh masyarakat, Kopertasi Wilayah 10 Jawa Tengah dan wali mahasiswa.

Pembukaan Aktifitas Ma’had Aly Pesantren Maslakul Huda Kajen


Sistem pendidikan pesantren semakin berkembang seiring dengan perkembangan dunia pendidikan saat ini. Pesantren sebagai tempat belajar agama menitikberatkan pada santri. Kajian-kajian agama yang diajarkan di pesantren begitu kompleks mulai dari mempelajari kitab klasik sampai pembelajaran menggunakan sistem pendidikan modern. Salah satunya adalah pesantren Maslakul Huda Kajen yang menggabungkan metode klasik dan kontemporer dalam sistem pembelajarannya.
Tidak hanya berhenti pada Pesantren yang hanya mengaji kitab kuning (bandongan), saat ini Maslakul Huda telah berhasil mewujudkan suatu institusi pendidikan perguruan tinggi dengan mengelaborasikan ilmu ke-islam-an sebagai upaya mempersiapkan generasi pewaris keilmuan ulama’. Untuk itu Ma’had Aly Maslakul Huda berupaya mengembangkan studi keislaman, keilmuan berbasis turast dan sumber primer lainnya untuk menghasilkan output yang memiliki pemahaman mendalam dan siap berkompetisi di era modern dengan penekanan pada profesionalitas dan akhlak mulia.
Dengan sebutan resmi "Ma’had Aly Pesantren Maslakul Huda Fiy Ushul Al-Fiqh" ini pesanren tersebut merupakan satu dari 13 Ma’had Aly se-Indonesia yang diresmikan oleh Menteri Agama pada akhir Mei lalu dan tergabung dalam Asosiasi Ma’had Aly se-Indonesia (AMALI). Visi dari Ma’had Aly ini adalah menjadi pusat kaderisasi ulama’ unggulan di bidang fiqh dan ushul fiqh berspektif sosial tingkat nasional tahun 2030. Dengan begitu, Ma’had Aly Pesantren Maslakul Huda telah mendapatkan legitimasi dari Pemerintah yang tamatannya disetarakan dengan Sarjana Strata 1 dan diharapkan bagi segenap santri Ma’had Aly Pesantren Maslakul Huda baik putra maupun putri dapat meneruskan perjuangan dan pemikiran beliau KH. MA.Sahal Mahfudz dalam bidang Fiqh dan Ushul Fiqh.
Sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar di Ma’had Aly, santri putra dan santri putri diwajibkan mengikuti orientasi akademik  5 Agustus 2016 di gedung Ma’had Aly Pesantren Maslakul Huda. Tujuannya untuk memberikan pengenalan tentang berbagai fasilitas dan program pembelajaran di Ma’had Aly. Orientasi ini dihadiri oleh H. Wahrodli selaku mudir beserta wakilnya Ustad Ahmad Mutamakkin, beberapa Muhadhir beserta Musa’id Ma’had Aly dan santri Ma’had Aly baik banin maupun banat. Setelah itu dilanjutkan dengan pembukaan aktivitas dan pembacaan manaqib pada 6 Agustus di kediaman KH. Abdul Ghofar Rozin, Pengasuh Pesantren Maslakul Huda.
Sebelum pembacaan manaqib, pengasuh yang biasa dipanggil Gus Rozin ini memberikan sambutan dan memaparkan beberapa hal, diantaranya mengenai istilah peserta didik yang dipakai dalam lembaga ma’had Aly. Rozin tidak setuju dengan istilah “mahasantri” karena menurut beliau setinggi apapun jenjang pendidikan yang dilalui oleh para santri, “mahasantri” bukanlah istilah yang diperuntukkan bagi para santri yang jenjang pendidikannya telah berada di titik puncak, sebagaimana istilah “mahasiswa”. Santri sampai kapanpun tetaplah santri, bukan dari santri kemudian mahasantri dan setelah itu kiai.
Selain itu, Gus Rozin juga menceritakan tentang salah satu isu yang sempat diperbincangkan pada salah satu forum Ma’had Aly se-Indonesia mengenai semakin jarangnya sosok ulama’ yang ahli dalam satu bidang keilmuan tertentu. Meninggalnya pakar hadis di Indonesia KH Ali Mustafa Ya’qub semakin memperkat bukti kebenaran isu tersebut, belum lagi pakar-pakar dalam bidang keilmuan yang lain.
Satu-satunya tokoh yang diakui mempunyai keahlian yg cukup tinggi saat ini yaitu KH. Maimoen Zubair Sarang. Semua mengakui bahwa beliau tidak hanya seorang pakar tafsir, tapi juga pakar dalam banyak bidang keilmuan. Sehingga dalam banyak kesempatan, di usia yang seharusnya digunakan untuk istirahat, beliau kerap kali diundang kesana kemari untuk memberikan pengajaran dalam banyak hal.
Gus Rozin berharap kepada para santri, dengan berdirinya Ma’had Aly ini mampu mempersiapkan bakal calon ulama yang mampu tidak sekedar memahami teks-teks dari Al-Qur’an dan Hadist secara kontekstual namun juga mampu menjadi penggerak masyarakat serta, bertindak sebagai problem solver, sebagai perantara dalam berbagai problem dilematik yang membutuhkan terobosan/solusi.
Demikianlah review tentang pembukaan aktifitas Ma’had Aly Maslakul Huda. Semoga adanya Ma’had Aly ini semakin menambah kemajuan Pesantren Pesantren Maslakul Huda dan semakin memperkuat kemampuan santri-santrinya dalam menghadapi berbagai macam tantangan zaman di masa mendatang.

Ma’had Aly dan PDF Wujud Pendidikan Formal Khas Pesantren


BOGOR, PENDIDIKANISLAM.ID – Ma’had Aly dan Pendidikan Diniyah Formal (PDF), baik tingkat Ula (setingkat MI/SD), Wustho (setingkat MTs/SMP), dan Ulya (setingkat MA/SMA/SMK) muncul sebagai wujud sekaligus untuk mengakomodir apa yang sudah dipraktikkan oleh pesantren yang memiliki kekhasan dalam memberikan layanan pendidikan berbasis pengajaran kitab kuning.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU, Selasa (2/8) ketika didaulat menjadi narasumber dalam kegiatan peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan di Ma’had Aly dan Pendidikan Diniyah Formal yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI di Bogor, Jawa Barat.
Harapan terhadap mutakharrij (lulusan), kata Gus Rozin, adalah mampu mengontekstualisasikan nash, mampu menerjemahkan teks syariah dalam persoalan waqi’iyyah (realita kekinian), secara akademis menguasai metodologi riset, serta mampu menjadi bagian dari solusi keilmuan dan kehidupan umat.
Ada keterkaitan yang erat antara PMA No. 13 tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam dengan PMA No. 71 tahun 2015 tentang Ma’had Aly. Keterbatasan regulasi yang ada menjadi satu hambatan bagi pengembangan pendidikan keagamaan Islam ke depan, termasuk di dalamnya Ma’had Aly dan PDF. Satuan pendidikan tersebut merupakan jenis pendidikan keagamaan Islam pada jalur pendidikan diniyah formal yang berada di pesantren.
“Yang dibutuhkan bersama ialah untuk mengawal segala turunan regulasi yang dibutuhkan dalam melakukan pengembangan Ma’had Aly dan Pendidikan Diniyah Formal (PDF),” ujar Gus Rozin yang menjadi panel bersama Ketua Lakpesdam PBNU, Rumadi Ahmad dan Lasmo Sudharno, pelopor aplikasi social reading di Indonesia.
Hal terpenting lainnya, imbuhnya, ialah soal tata kelola yang baik serta terimplementasinya prinsip akuntabilitas di dalam pondok pesantren. Ada kesulitan tentunya ketika pesantren dikenalkan dengan sistem akuntansi keuangan, administrasi dan sebagainya sebagai salah satu hal yang perlu dicarikan solusinya.
“Dalam penyusunan kurikulum, diperlukan penyusunan kurikulum yang tidak normatif, akan tetapi lebih dititikberatkan pada formula yang ada di pesantren selama ini dalam menjaga mutu akademik Ma’had Aly dan PDF,” tutupnya. (Fathoni Ahmad)
Sumber: http://www.pendidikanislam.id/berita/2333/mahad-aly-dan-pdf-wujud-pendidikan-formal-khas-pesantren.html

DON'T MISS

Nature, Health, Fitness
© all rights reserved
made with by templateszoo